Densus 88. (foto.net) |
Sembilan jam pertukaran tembakan antara Detasemen Khusus 88 dan terduga kelompok teroris di kawasan Ciputat, mewarnai perayaan malam pergantian tahun di Jakarta, Selasa (31/12). Skuad anti teror kepolisian RI dilaporkan membunuh enam tersangka dan menangkap seorang lain.
Berbekal informasi intelijen dari penangkapan sebelumnya, Densus 88 menyerbu sebuah rumah di Kampung Sawah. Kepolisian mengklaim, kelompok beranggotakan enam orang itu berencana mengebom kedutaan besar Myanmar dan sebuah kuil Buddha, kata jurubicara Kepolisian RI, Brigjen Boy Rafli Amar.
Sebelum menyerbu polisi sempat melumpuhkan salah seorang tersangka teroris bernama Dayat. Baru kemudian, satuan elit itu menyerbu rumah kontrakan dan melumpuhkan 5 terduga teroris lain. Mereka yang tewas menolak menyerah dan menembaki aparat kepolisian, kata Amar. Seorang polisi dikabarkan tertembak di bagian kaki.
Teror terhadap Kedubes Myanmar
Polisi meyakini keenam pria termasuk kelompok yang lebih besar. Mereka membiayai aktivitas terorisme dengan merampok dan kegiatan kriminal lain. Sasaran terbesar kelompok tersebut adalah aparat keamanan. Mereka juga dikaitkan dengan kelompok bentukan Santoso di Poso, saat berkecamuknya perang saudara yang menewaskan lebih dari 1000 orang antara 1998 dan 2002.
"Ada indikasi yang kuat bahwa keenam pria itu terlibat dalam serangkaian pembunuhan terhadap aparat kepolisian," kata Amar. Polisi menemukan enam bom di dalam rumah yang diserbu di Ciputat. Menurut Amar, pihaknya akan menyelidiki apakah keenam pria ikut terlibat dalam ancaman teror terhadap kedutaan besar Myanmar.
Agustus silam bom meledak di luar sebuah kuil Buddha di Jakarta yang sedang ramai pengunjung. Ledakan tersebut menyebabkan satu orang luka-luka. Polisi lalu menemukan dua bom lain yang gagal meledak. Serangan itu diduga sebagai tindak balas dendam terhadap situasi kaum muslim di Myanmar.
Bom dan Uang Tunai
Informasi yang mengarahkan polisi pada rumah di Ciputat itu berasal dari informasi yang didapat usai menginterogasi seorang terduga teroris yang ditangkap di Banyumas. Tersangka bernama Anton itu mengklaim, teman-temannya menempati sebuah rumah kontrakan di Kampung Sawah.
Di rumah itulah Densus 88 menemukan enam buah bom yang "siap diledakkan di tempat lain," kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Ronni Sompie. Satu bom dikabarkan meledak selama penyerbuan. "Antena televisi sampai jatuh," kata salah seorang warga sekitar seperti dikutip situs Detik.
Polisi juga menemukan uang tunai sejumlah Rp 200 juta di rumah terduga teroris. Uang tersebut diduga kuat berasal dari perampokan Bank BRI unit Panongan, Tangerang. "Uangnya masih segar, masih disegel. Memang uang yang lazim ada di bank," kata Amar.(dw/Rby)
0 komentar:
Posting Komentar