MIG 35 Rusia |
Militer AS kini dicekam rasa takut luar biasa atas kebijakan yang disahkan bersama pada 2002 silam itu, dimana kedua negara sama-sama boleh melintasi wilayah udara masing-masing dengan pesawat pengintai untuk melihat aset nuklir kedua negara sebagai bagian dari pengawasan perjanjian senjata.
Dilansir Fox News, Kamis (24/04/2014), kini pejabat Pentagon takut dengan hadirnya Mig-35 Rusia, pesawat pengintai terbaru Rusia dengan sistem ultra canggih bisa dengan leluasa melintasi wilayah udara AS.
Gedung Putih dilaporkan mulai mempertimbangkan keputusan apakah akan membolehkan pesawat baru Rusia itu melintasi udara AS sesuai “kesepakatan langit terbuka” atau tidak.
Di tengah situasi panas, para jenderal AS ingin menyangkal hak Rusia untuk menerbangkan pesawat pengintai terbarunya melintasi udara AS, karena hak itu dilindungi dalam perjanjian.
Ketua Komite Angkatan Bersenjata Dewan dari Partai Republik, Howard McKeon dan ketua panel subkomite yang mengawasi persenjataan nuklir AS asal Partai Republik, Mike Rogers dari Alabama, mendesak Obama agar menolak hak Rusia untuk menerbangkan pesawat barunya di wilayah udara AS.
Selama ini AS merasa nyaman dengan melintasnya pesawat-pesawat intai Rusia. Namun saat Rusia menerbangkan pesawat intai terbarunya MIG 35, Pentagon mulai khawatir karena MIG 35 itu dilengkapi sistem super canggih yang memungkinkan Moskow mengintai aset nuklir Amerika dengan tingkat presisi dan detail yang memuaskan. (red/j3)
0 komentar:
Posting Komentar