Ilustrasi/net |
Menurut Analis BMKG Pekanbaru, Sanya kepada Tribun, Minggu (18/11), peluang cuaca buruk itu disebabkan karena pertemuan angin yang terjadi di bagian selatan dan timur Riau. Dimana, pertemuan angin ini membuat pembentukan awan cukup besar. Alhasil potensi munculnya hujan lebat sangat besar.
Tak hanya hujan lebat, kondisi ini juga dapat memicu munculnya angin kencang. Bahkan, tak tertutup kemungkinan muncul angin puting beliung. Karena itu, Sanya berharap, masyarakat waspada jika melihat gumpalan awan hujan menyerupai jamur. Peluang cuaca buruk itu juga bisa terjadi di siang maupun sore hari.
Seperti dilansir Tribunnews Pekanbaru, Daerah-daerah yang berpeluang mengalami cuaca buruk tersebut diantaranya, Kuantan Singingi, Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Meranti, Bengkalis dan Dumai. Menurut dia, secara umum di semua kawasan curah hujan cukup tinggi. Tapi di sejumlah daerah yang banyak terdapat sungai, cuaca buruk berupa hujan deras ini bisa memicu terjadinya banjir.
Diterangkan Sanya, dalam dua hari terakhir pertumbuhan awan tidak merata. Karena kualitas awan cukup netral sehingga hujan yang turun tidak merata. Namun, saat ini kondisi cuaca mulai normal. Tingginya curah hujan ini membuat titik api beberapa hari terakhir di Riau nihil.
"Mulai dari tanggal 13 sampai 18 November titik api di Riau nihil," katanya. Diperkirakan, sampai bulan Januari tahun depan curah hujan masih cukup banyak di wilayah Riau.
Sementara itu, kondisi kecepatan angin rata-rata 8 sampai 25 kilometer per jam. Kondisi ini tak membuat tinggi gelombang terlalu tinggi. Misalnya, di perairan Kepulauan Riau tinggi gelombang berkisar 1,5 hingga 2,5 meter. Lalu di perairan Dumai, Bengkalis, Rohil dan Inhil berkisar 0,75 dan 1,5 meter. Sementara di perairan Tarempa dan Matak berkisar 1,25 sampai 1,5 meter. (*)
0 komentar:
Posting Komentar