BENGKALIS, RIAUGREEN.COM - Setidaknya ada sekitar 10 pasien Demam Berdarah (DBD) dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bengkalis. Dari 10 anak-anak di bawah umur 10 tahun penderita DBD, seorang anak bernama Wildan (6) sekitar pukul 06.00 Wib, Kamis (5/6/2014) menghembuskan nafas terakhirnya saat di rawat di ruang ICU RSUD Bengkalis.
Disampaikan pihak RSUD melalui dr Made Ulfa Dania, Wildan awalnya masuk ke RSUD dengan kondisi demam selama empat hari. Kemudian anak umur enam tahun ini sudah mengalami pendarahan sangat aktif dan buang air besar sudah mulai menghitam, buang air kecil juga mulai memerah serta keluar cairan dari hidung dan mulut.
“Cuman pada saat itu, kita rawat dan kita memberikan saran untuk dipasang selang, pasiennya tidak mau. Sehingga kami dari pihak medis meminta pada orang tuanya untuk dapat kita pasangkan selang akhirnya mereka mau. Pada saat pemasangan selang sudah kita lakukan, si pasien kita lihat cairannya aktif,” jelasnya.
Ditambahkan dr Ulfa, dari pengamatan medis, pasien ini agak terlambat di bawa kerumah sakit untuk dirawat secara intensif. Karena kondisi Wildan seorang anak terkena DBD pada saat itu sudah dalam fase yang sangat berat.
“Pasien ini sudah pendarahan dimana-mana, artinya si anak sudah menderita DBD sejak beberapa jam sebelum di rawat oleh kami. Kita pun sudah semaksimal mungkin merawatnya, tetapi karena sudah terlambat kami tidak bisa menyelamatkan anak itu,” papar dokter spesialis anak tersebut.
Terkait dampak dan tanda-tanda dari gejala DBD yang dirasakan seseorang, dr Ulfa mengatakan, biasanya mengalami demam dengan panas yang sangat tinggi yang dimulai dari hari pertama sampai tujuh hari. “Biasanya kalau seperti itu, kita berfikir seseorang itu terkena DBD,” sebutnya.
Kalau dibawah tujuh hari, lanjut Ulfa, biasanya panas tinggi mendadak sampai hari ke dua. “Dan pada hari ketiga panas mulai turun namun hari-hari selanjutnya kondisi tubuh mulai memanas lagi. Nah ini biasanya sering orang tua kecolongan dengan melihat turun panas anak yang terjadi, padahal kalau DBD memang telah berada di tubuh anak, sangat berbahanya pada fase-fase kondisi anak yang sedang kita anggap stabil itu,” jelasnya.
Mengenai yang masih dirawat RSUD Bengkalis, sampai saat ini kondisinya sudah mulai membaik. Meskipun masih ada pasien yang dirawat dengan ekstra oleh pihak rumah sakit.
“Untuk antisipasi DBD, kita sarankan orang tua tetap menjaga anak dari nyamuk dengan menggunakan ya semacam lotion antinyamuk dan setiap ada pasein DBD yang kita rawat, selalunya kita laporkan kepada dinas Kesehatan untuk ditangani,” pungkas dr Made Ulfa Dania. (red)
0 komentar:
Posting Komentar