Pengarahan Ketua KPABengkalis, H Suayatno |
Rapat tersebut dihadiri Ketua KPA Propinsi Riau Dr. Chandra, Direktur RSUD Bengkalis Dr. Zukarnain dari Puskesmas Kabupaten Bengkalis Dr agusrizal, Yayasan Utama Penanggulangan Aids.
"Sampai dengan bulan maret 2014 Jumlah Penduduk Kabupaten Bengkalis 530.576 jiwa. Penderita HIV/Aids 219 jiwa. 84 laki-laki 135 Prempuan, Terdeksi Positip 47 jiwa, 40 laki-laki 7 Prempuan yang Meninggal Dunia 20 laki-laki, 4 Prempuan penderita HIV/AIDS diKabupaten Bengkalis mayoritas mengenai kelompok umur produktif 16 – 64 tahun yaitu 60% . 4.6% yang berkeluarga, termasuk didalamnya ibu rumah tangga yang ahir-ahir ini mengalami kenaikan, hal ini menjadi ancaman serius masuknya HIV/AIDS ke masyarakat," kata Ketua Komisi Penanggulanga Aids Bengkalis H. Suayatno.
Selain itu di terangkan H Suayatno lagi, penularan dapat terjadi sewaktu tranfusi darah yang terkontaminasi virus HIV, atau menggunakan alat-alat invasive yang terkontaminasi, seperti jarum suntik, pisau cukur, dll sebagainya.
"Secara Transeksual (melalui hubungan seksual), penularan terjadi pada hubungan seksual yang beresiko, yaitu berhubungan seksual dengan orang yang terinfeksi HIV/AIDS atau berhubungan sex dengan banyak pasangan tanpa menggunakan kondom,"terangnya lagi
Sebagai ketua Komisi Penanggulanagan Aids ( KPA) Bengkalis Suayatno Menurutnya, HIV/AIDS di Bengkalis sudah memasuki tingkat mengkhuatirkan, dimana penderita penyakit tersebut. Sehingga diperlukan langkah-langkah khusus untuk menanggulangi kondisi tersebut, supaya dalam penanggulanganya memerlukan sumberdaya extra luar biasa besar.
"Langkah-langkah pencegahan penularan HIV/AIDS, yaitu, artinya tidak melakukan hubungan sexual, untuk orang-orang yang belum menikah, saling setia pada pasanganya, menggunakan kondom sewaktu berhubungan seksual," tegas H Suayatno
Sementara itu, Dr. Chandra selaku Ketua KPA Propinsi Riau menjelaskan, bahwa Klinik IMS yang dikembangkan di Puskesmasnya dan RSUD Bengkalis telah melaksanakan pencegahan penanggulangan IMS (Infeksi Menular Sexual).
Hal ini dilakukan mengingat seseorang yang terkena IMS akan terjadi peningkatan resiko terkena HIV/AIDS. 2 – 9 kali dibanding tanpa IMS.
"Kata kunci penanggulangan IMS adalah, pertama melakukan screening pada wanita dengan perilaku sexual beresiko, penggunaan kondom. Dan Minta Kepada Prusahan besar bisa bekerja sama dengan mengshering setiap pengawainya untuk bisa di cek setiap Bulan /3bulan sekali," demikian Dr Candra. (asr)
0 komentar:
Posting Komentar