Bela Annas, Danrem Bentak dan Usir Wartawan
Jumat, Maret 21, 2014
PEKANBARU, RIAUGREEN.COM - Komandan Satgas Penanggulangan Bencana Kabut Asap Riau Danrem 031/Wirabima, Brigjen TNI Prihadi Agus Irianto tiba-tiba mengusir wartawan dari Posko Penanggulangan pada Kompleks Pangkalan Udara TNI AU Roesmin Nurjadin Pekanbaru. Pengusiran itu dilakukannya akibat pertanyaan jurnalis yang mencoba mengonfirmasi marahnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam rapat telekonference penanganan kebakaran hutan.
"Diam, diam. Silakan keluar," kata Brigjen TNI Prihadi Agus Irianto saat menggelar jumpa pers di salah satu ruangan pada Posko Penanggulangan Bencana Kabut Asap Riau di Posko Penanggulangan pada Kompleks Pangkalan Udara TNI AU Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Kamis (20/3), seperti dilansir Antara.
Perintah tersebut keluar dari mulut Brigjen Prihadi Agus ketika seorang jurnalis mengomentari pernyataan Gubernur Riau Annas Maamun yang menyalahkan media dalam pemberitaan "Presiden Marah". Dia malah menuding wartawan tersebut salah menganalisa jawaban gubernur.
"Tidak ada presiden marah, itu salah wartawan menulisnya. Kalau benar tak apa, ini salah," kata Annas Maamun di hadapan puluhan wartawan.
Menanggapi komentar gubernur, seorang wartawan menyarankan agar Annas Maamun menggunakan jalur yang telah ada seperti mengeluarkan hak jawab atau bahkan mengajukan gugatan.
"Ada mekanismenya jika sebuah pemberitaan itu menyimpang dan Pak Gubernur silakan kalau memang mau memberikan hak jawab tanpa harus menyudutkan pers," kata Syahnan Rangkuti, salah satu wartawan media nasional.
Mendengar tanggapan itu, Annas lantas mengeluarkan pernyataan membantah dan meminta Brigjen TNI Prihadi Agus Irianto untuk meredamnya. Saat menanggapi itu, Prihadi malah membela sang gubernur yang selalu sibuk dengan sejumlah tamunya.
"Saya mengundang beliau ini (gubernur) sangat susah, begitu banyak tamunya. Jadi cobalah untuk menghormatinya," kata dia.
Tak berhenti di situ, Brigjen Prihadi itu juga meminta wartawan agar diam tanpa mempersoalkan komentar gubernur.
"Diam, atau silakan keluar dari ruangan ini," kata Brigjen TNI Prihadi Agus dengan nada tinggi.
Mendengar pernyataan mengusir itu, puluhan wartawan yang berada dalam satu ruangan kemudian meninggalkan acara jumpa pers.
Sebelumnya, SBY mengungkap kekesalannya saat Gubernur Riau Anas Maamun tak hadir dalam rapat koordinasi pembakaran hutan dan lahan melalui teleconference. Padahal, kasus tersebut sangat penting dan seharusnya menjadi prioritas utama bagi pemerintah setempat.
"Mestinya gubernur ada di situ, gubernur melaporkan langsung kepada saya. Apa yang sudah dilakukannya dan gubernur mendengarkan perintah saya. Itu cara menganalisis tugas dan manajemen krisis secara efektif," ujar SBY saat rapat koordinasi melalui video conference, Jumat (14/3).
Tak hanya Annas, SBY juga meminta kepada Menkokesra Agung Laksono untuk hadir dalam rapat yang digelar di tiga tempat tersebut.
"Karena ini krisis asap, tolong sampaikan kepada beliau harusnya, ini ditangani dan diprioritaskan," lanjut SBY. (red/mdk)
0 komentar:
Posting Komentar