PEKANBARU, RIAUGREEN.COM - Seorang kepala desa di Kabupaten Kampar, Riau diduga melakukan perbuatan cabul terhadap seorang remaja berusia 18 tahun. Pelaku bahkan menyekap korbannya di lokalisasi.
Hal itu terungkap dalam keterangan korban yang merupakan warga Kampar, Riau. Korban melaporkan kasus yang dilaminya ke Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan (P2TP2A) Provinsi Riau di Pekanbaru, Jumat (7/2/2014). Ini dilakukan korban setelah laporannya di salah satu polsek di Kampar tidak mendapat respons.
Korban datang ke P2TP2A Riau, didampingi keluarganya. Kakak kandung korban menceritakan apa yang pernah dialami adiknya selama 7 bulan disekap di lokalisasi di Kabupaten Kampar.
Kakak korban menyebutkan, kasus ini bermula Juni 2013 lalu. Saat itu ada tetangganya wanita inisial E, mengajak korban menemaninya belanja dari Kampar ke Pekanbaru.
"Rupanya adik saya diajak karaoke sama E. Di dalam ruangan karaoke ternyata sudah ada Pak Kades. Di dalam ruangan karaoke disuruh minum hingga mabuk tak sadarkan diri. Begitu sadar, sudah berada di kamar yang ternyata di lokalisasi di Kampar," kata kakak korban.
Sedangkan korban menuturkan, selama dikurung di kamar lokalisasi, dia harus meladeni nafsu bejat Pak Kades.
"Kalau saya tak melayaninya, saya ditampar. Setelah puas beberapa bulan lamanya, saya diserahkan sama centeng yang jaga lokalisasi. Hingga saya hamil 7 bulan sekarang. Setelah Pak Kades dan centeng puas, saya disuruh melayani tamu yang datang," tutur korban.
Korban bisa menyelamatkan diri, setelah salah seorang tetangga di kampungnya melihat dirinya di lokalisasi. Lantas warga tersebut membantu korban lari.
"Setelah saya bebas, saya pun melaporkan kasus ini ke kantor polisi. Tapi tak ada tanggapan. Makanya sekarang saya melapor ke sini," tutur korban sambil menangis.
Kepala P2TP2A Provinsi Riau, Risdayati mengatakan pihaknya akan mempelajari terlebih dahulu atas laporan tersebut.
"Ya kalau memang nantinya cukup bukti atas dugaan itu, kita akan berkoordinasi dengan pihak Polda Riau untuk mengusut tuntas kasus ini," ujar Risdayati. (dtc)
0 komentar:
Posting Komentar