Ilustrasi |
Sebab, sejauh ini belum ada satu lampu pun penerangan jalan yang terpasang di wilayah tersebut. Dengan kondisi itu, membuat jalan pada waktu malam hari sangat gelap gulita serta sepi bak sebuah desa yang tak berpenghuni.
Afrianto, seorang tokoh masyarakat setempat mengatakan, dengan belum adanya lampu penerangan jalan, tentu banyak warga yang merasa cemas dan ketakutan apabila melintas masuk ke dalam perkampungan pada waktu malam hari.
"Kami selaku warga setempat sangat berharap kepada Pemko Dumai untuk dapat menindaklanjuti keluhan warga yang berada di pinggiran dengan mengadakan lampu penerangan jalan yang masih minim ini," katanya, Kamis (9/1/2014 )kepada wartawan.
Dia menjelaskan, setiap bulannya pihak PLN telah mengutip pajak penerangan jalan yang bekerjasama dengan Pemko melalui dinas terkait, namun di lingkungannya belum tersentuh penerangan jalan umum.
"Setiap bulan kami membayar retribusi pajak penerangan jalan umum, tapi sampai sekarang lingkungan masih gelap karena tidak adanya penerangan jalan umum," ungkapnya.
Selain masalah penerangan jalan, warga juga minta Pemko untuk melanjutkan pembangunan semeninasi jalan penghubung antara Jalan Parit Bugis dengan Jalan Jawa desa Perpat Jaya yang marupakan akses jalan masyarakat setempat.
"Kondisi jalan ini sangat memprihatinkan dan sangat sulit sekali dalam bepergian baik siang maupun malam hari," terang Afrianto.
Sebagai warga, sambungnya, sangat diharapkan agar jalan sepanjang lebih kurang 1,5 kilometer ini dapat segera dilakukan pembangunan atau semenisasi. Karena, dengan kondisi jalan yang ada saat ini, sangat membuat warga kesulitan saat bepergian.
Menurut Afrianto, kerusakan jalan yang sudah berlangsung lama ini semakin dikeluhkan oleh masyarakat, dan dengan dilakukan perbaikan maka masyarakat tidak lagi mengalami hambatan saat bepergian baik siang maupun malam hari.
"Jika jalan ini segera disemenisasi tentu masyarakat akan lebih nyaman dalam melakukan aktifitasnya," ujarnya.**red
0 komentar:
Posting Komentar