CINTA NEGERIKU

RIAU UNTUK INDONESIA

Facebook | Twitter | Advertise

20 Ribu Hektare Kawasan Gambut di Kampar Akan direstorasi

Selasa, Mei 07, 2013

ilustrasi : net
KAMPAR, RIAUGREEN.COM - Kementerian Kehutanan memberikan izin restorasi ekosistem di kawasan gambut Riau seluas 20 ribu hektare. Kawasan kritis itu akan dihijaukan kembali untuk keseimbangan ekosistem flora dan fauna.

Pengelolaan kawasan hutan produksi yang tidak produktif itu diberikan Kemenhut di kawasan Semenanjung Kampar, sebuah kawasan hutan gambut yang saat ini tersisa di Sumatera. Program ini disebut Restorasi Ekosistem Riau (RER) yang akan dikelola PT
Gemilang Cipta Nusantara (GCN).

Rekomendasi kajian di Semenanjung Kampar ini dilakukan sebagai tindak lanjut penerapan pendekatan bentang alam (landscape approach) melalui Keputusan Menteri Kehutanan No. SK. 509/Menhut-II/2010 tanggal 21 September 2010 tentang Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Model Tasik Besar Serkap seluas 513.276 ha di Provinsi Riau.

"Dari kawasan hutan gambut yang tersisa itu, kita mendapatkan izin luasan restorasi 20 ribu hektare," kata Direktur CGN, Dian Novarina, dalam acara jumpa pers di Hotel Labersa, Kabupaten Kampar, Riau, Senin seperti dikutip dari detikcom.(6/5/2013).

Hari ini, tim RER mulai melakukan pemantauan lewat udara di kawasan Semenanjung Kampar. Selanjutnya tim akan menyiapkan program restorasi.

Program ini berorientasi pada 3 fungsi, yaitu hutan lindung, hutan konservasi, dan hutan produksi. Semenanjung Kampar yang berpotensi rusak akibat deforestasi dan degradasi hutan, serta semakin meluasnya kawasan hutan tidak produktif.

"Hal ini tentunya memerlukan pemulihan dan perlindungan fungsi ekosistem rawa gambut yang penting untuk menjaga keseimbangan proses ekologis dan tata air bagi kelangsungan hidup berbagai jenis flora dan fauna," jelas Dian.

Dari sekitar 20 ribu hektare itu, kata Dian, sekitar 5 ribu hektare di antaranya sudah gundul akibat pembalakan liar. Sedangkan 13 ribu hektare lainnya, kondisi tegakan kayu alam sudah mulai berjarak.

"Lahan yang telah kritis akan ditanami kembali. Harapannya kelak bisa menjadi hutan yang alami kembali," kata Dian.

Penanggung jawab program Restorasi Ekosistem Riau (RER) Anthony Greer mengatakan hutan di Semenanjung Kampar merupakan salah satu ekosistem hutan rawa gambut terluas yang tersisa di Sumatera. Ekosistem Semenanjung Kampar (ESK) merupakan kesatuan ekosistem rawa gambut yang memiliki kubah gambut (peat dome) sebagai daerah intinya.

"Kubah gambut tersebut memiliki peranan yang sangat penting bagi kelestarian tata air dan jadi penyimpan karbon dalam jumlah yang sangat besar," jelas Anthony Greer.

Program RER di Semenanjung Kampar direncanakan berjalan selama 60 tahun. Rentang waktu yang cukup panjang inilah, nanti pada akhirnya program ini diharapkan berhasil menghijaukan kembali lahan yang telah kritis tersebut.

Untuk tahun pertama, dana yang dibutuhkan untuk merestorasi itu mencapai 3 juta dolar. Untuk tahun kedua dan ketiga minimal dibutuhkan investasi lagi sekitar 2 juta dolar. Untuk tahun selanjutnya diperkirakan dananya sekitar 1,5 juta dolar setiap tahunnya.

Anthony juga menjelaskan bahwa RER akan bekerja sama dengan beberapa mitra, termasuk Fauna & Flora International (FFI). Sebagai salah satu mitra, Asia Pacific Resources Limited (APRIL) akan menyediakan dukungan pendanaan, teknis dan lainnya kepada RER untuk memastikan upaya restorasi yang efektif dan perlindungan jangka panjang terhadap kawasan hutan tersebut.

"Diperlukan upaya bersama melalui peluang kemitraan dalam rangka melestarikan hutan di Indonesia," jelas Anthony. (*)


0 komentar:

Posting Komentar


Bupati Bengkalis Santuni 605 Anak Yatim-Kaum Dhuafa di Mandau

Bupati Bengkalis Serahkan Bantuan di Mesjid Baitulrahmah Duri

Dihadiri Bupati, Kajari Bengkalis Gelar Buka Puasa Bersama

Lingkungan

NASIONAL/ INTERNASIONAL

POLITIK

HUKUM & KRIMINAL

EKONOMI

MIGAS

UNIK&ANEH

OLAHRAGA

AUTO

TEKNOLOGI

 

SOSIAL

PENDIDIKAN

SENI & BUDAYA

All Rights Reserved © 2012 RiauGreen.com | Redaksi | Riau