CINTA NEGERIKU

RIAU UNTUK INDONESIA

Facebook | Twitter | Advertise

Asal Mula Sejarah Bakar Tongkang di Rohil Riau

Senin, Juni 16, 2014

ROHIL, RIAUGREEN.COM - Ribuan warga Tionghoa Bagan Siapiapi, menggelar ritual bakar tongkang di Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau, pada Minggu (15/6/2014). Ritual bakar tongkang ini merupakan tradisi leluhur yang bertujuan untuk memuja Dewa Laut yang telah menyelamatkan para leluhur saat melarikan diri dari Provinsi Fujian, Tiongkok, saat dilanda kerusuhan.

Saat ritual, tak henti-hentinya para warga Tionghoa ini memanjatkan doa untuk dewa-dewa yang telah menyelamatkan para leluhur mereka saat melarikan diri dari Provinsi Fujian, Tiongkok pada 1883 lalu.

Salah satu dewa yang dihormati warga Tionghoa ini adalah Dewa Ki Ong Ya atau Dewa Laut. Saat melarikan diri, patung Dewa Ki Ong Ya dibawa oleh para leluhur ke atas kapal. Nah, saat kapal mereka terombang ambing di lautan tak tentu arah tujuan, belasan imigran Tiongkok yang berada di atas kapal berdoa dan tiba-tiba kapal mereka mendarat di kota Bagan Siapiapi.

Lalu oleh para leluhur, kapal kayu tersebut dibakar agar tidak bisa balik kenegri asal mereka dan mereka bersumpah bahwa Bagan Siapiapi merupakan penganti tanah leluhur mereka. Sejak itu pula, setiap tahun pada bulan Juni, yang bertepatan dengan penanggalan Imlek tanggal 15 dan 16 bulan kelima atau Go Cap Lak, tradisi bakar tongkang diselenggarakan.

Sebelum tongkang diarak dan dibakar, lebih dahulu diletakkan di salah satu klenteng terbesar di Bagan Siapiapi, para warga Tionghoa lalu berdoa sambil membakar hio dan lilin-lilin besar. Setelah itu, baru tongkang diarak keliling kota menuju tempat pembakaran.

Replika kapal yang terbuat dari kayu dan kertas dibakar di atas tumpukan kertas doa di dalam kapal juga terdapat replika patung Dewa Ki Ong Ya. Saat kapal ludes trebakar dimakan api, puluhan ribu warga Tionghoa menantikan arah jatuhnya tiang kapal.

Pasalnya, jika tiang kapal jatuh kerah laut, maka mereka percaya jika rezeki pada tahun ini datang dari arah laut atau nelayan dan jika tiang jatuh ke arah daratan, maka rezeki datang dari daratan atau bertani. Tahun ini, tiang tongkang jatuh ke arah laut.

Menurut Gubernur Riau Annas Maamun, ritual bakar tongkang merupakan sebuah event wisata yang digelar tiap tahun dan mendatangkan puluhan ribu turis domestik dan asing. “Ritual bakar tongkang ini juga mempererat tali silaturahmi para warga Tionghoa,” pungkas Annas. (red/okz)





0 komentar:

Posting Komentar


Bupati Bengkalis Santuni 605 Anak Yatim-Kaum Dhuafa di Mandau

Bupati Bengkalis Serahkan Bantuan di Mesjid Baitulrahmah Duri

Dihadiri Bupati, Kajari Bengkalis Gelar Buka Puasa Bersama

Lingkungan

NASIONAL/ INTERNASIONAL

POLITIK

HUKUM & KRIMINAL

EKONOMI

MIGAS

UNIK&ANEH

OLAHRAGA

AUTO

TEKNOLOGI

 

SOSIAL

PENDIDIKAN

SENI & BUDAYA

All Rights Reserved © 2012 RiauGreen.com | Redaksi | Riau