ISPU.Net |
Tiga alat ISPU itu terletak di Kabupaten Siak. Masing-masing di Kota Siak, Perawang Kecamatan Tualang, dan di Kecamatan Kandis.
Kepala
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Riau, Kasiarudin menyebut, alat tersebut
bisa mengukur kualitas udara hingga partikel debu (PM 10) yang bisa
terkandung di asap sisa kebakaran lahan gambut.
"Alat tersebut membuat pemerintah bisa mengetahui dengan cepat (real time) kondisi udara pada waktu yang diinginkan," katanya.
Hanya
saja, ia mengatakan penggunaan alat tersebut masih terkendala dengan
pasokan listrik. "Kami masih berkoordinasi dengan PLN agar mendapat
aliran listrik yang memadai," ujarnya.
Kasiarudin
mengatakan alat tersebut dianggarkan pemerintah daerah pada tahun lalu,
namun hanya bisa di tiga daerah karena harganya yang cukup mahal. Ia
berharap pemerintah daerah di kabupaten/kota bisa ikut membantu
menganggarkan secara swadaya di daerah masing-masing.
Alat
tersebut akan sangat berguna untuk pemantauan awal ketika terjadi
kebakaran lahan sehingga pemerintah bisa segera melakukan langkah
pencegahan agar kondisi tak memburuk. Hanya saja, dari 12 kabupaten/kota
di Riau baru empat daerah yang memiliki alat monitoring ISPU.
"Bahkan,
untuk pemantauan udara di Kota Dumai dan Duri, Kabupaten Bengkalis,
kita masih bergantung pada alat ISPU milik perusahaan swasta," katanya. (Rby/Kk)
0 komentar:
Posting Komentar