Rumah Buasir Nur alias Kolor Ijo/detikcom |
Selain memiliki selep padi dan jagung, kolor ijo yang memiliki nama Buasir Nur Khotib (50) ini memiliki usaha olahan pupuk kandang dan persewaan alat shooting hajatan sejak 2004 lalu. Bahkan pria satu cucu ini dikenal suka menolong tetangga dan pergaulannya baik dengan siapa saja.
"Dia (Buasir) usahanya memang sangat bagus dan dia juga bagus dalam bergaul serta ringan tangan kepada tetangga," kata Kepala Desa (Kades) Poh Sangit Lor Kecamatan Wonomerto Kabupaten Probolinggo Muhammad Diyu, kepada wartawan, Jumat (31/1/2014).
Namun menurut Diyu, Buasir kerap kepergok tetangga keluar malam mengayuh sepeda angin. Saat ditanya kemana perginya, Buasir mengaku ke desa sebelah karena ada hajatan. Warga mengaku tidak curiga.
"Kalau ditanya oleh saya, dia ngakunya ada panggilan untuk shooting kemanten di desa lain," tambah kades.
Saat mengetahui jika Buasir adalah pelaku kolor ijo yang meresahkan warga Probolinggo sejak 10 tahun ini, tentu mengagetkan dirinya dan warga. "Saya sih kurang begitu percaya. Tapi, apapun itu serahkan sajalah pada proses hukum," ujarnya.
Sementara anak pertama Buasir, Sri Ayu mengaku tidak percaya bapaknya berbuat hal demikian. Sebab selama ini, tersangka di mata keluarga dikenal baik hati dan sopan kepada tetangga sekitar.
"Usaha bapak ya shooting, selep padi kadang jagung dan pengolahan pupuk kandang," ucapnya.
Saat ditanya bapaknya keluar di malam hari, Sri mengaku membenarkan. Dan pulangnya sekitar pukul 03.30 WIB dini hari dengan membawa makanan atau minuman buat keluarga.
"Bapak kalau pergi malam itu, pulangnyaa sebelum subuh. Kadang-kadang dia bawa makanan dan minuman. Pernah dia bawa HP, setelah ditanya sama saya, kalau HP milik temannya dijual murah. Oleh bapak dibeli karena kasihan," tambah Sri.
Diduga, HP yang dibawa tersangka merupakan HP milik korban yang selama ini menjadi korbannya. "Jarang si kalau bawa HP. Tapi gak tau juga. Bapak banyak HP-nya. Ya dia ngomongnya HP temannya digadaikan ke dia," jelasnya.
Sementara itu sejak bapaknya ditangkap, ibunya enggan keluar rumah. Alasannya karena sakit dan malu. "Ibu tidak mau keluar rumah karena malu dan juga sakit pasca bapak tertangkap petugas," pungkasnya.
Kasat Reskrim AKP Agus Supriyanto menjelaskan, pihaknya masih melakukan pemeriksaan medis apakah pelaku mengalami gangguan jiwa atau gangguan seksual. Hasilnya tunggu 1 minggu dari rumah sakit," kata Agus.
Sebelumnya, setelah malang melintang selama 10 tahun melakukan teror dengan menjadi kolor ijo, Buasir Nur Khotib (50), akhirnya tertangkap petugas. Dari hasil penyidikan polisi, pelaku kolor ijo menculik dan memperkosa korbannya lebih 31 orang. Korbannya bukan hanya gadis saja, melainkan janda dan ibu rumah tangga yang dianggap bisa menjadi sasaran.
Polisi juga mengamankan harta benda korbannya. Namun hanya benda kecil dan mudah dibawa yang dia curi seperti HP, uang dan laptop. Menurut pengakuan tersangka, ilmu hipnotis berperan besar dalam aksinya. Sebelum masuk rumah, tersangka membaca mantra hipnotis (ajian sirep) agar seisi rumah tidur pulas. (dtc)
0 komentar:
Posting Komentar