foto : net |
Menurut Direktur Kesehatan Lingkungan Anak dan Timbal pada klinik Cincinnati Children, Nicholas Newman, DO, juga penulis utama pada studi tersebut mengatakan, “ada peningkatan kekhawatiran tentang potensi dampak polusi udara terkait lalu lintas pada perkembangan otak,” katanya.
Sebagai penelitian yang digunakan adalah kohort prospektif terbesar dan terpanjang yang menindaklanjuti dan menyelidiki paparan polusi udara terkait lalu lintas pada kehidupan dan hasil neurobehavioral pada anak usia sekolah. “Para ilmuwan yakin bahwa paparan berbagai zat beracun pada awal kehidupan, penting dalam perkembangan masalah di kemudian hari.
Sebuah studi epidemologi jangka panjang menguji efek partikulat lalu lintas di masa kanak-kanak baik kesehatan, pernapasan dan perkembangan alergi. Peserta penelitian, bayi yang baru lahir di daerah Cincinnati metropolitan dari tahun 2001 sampai 2003 dipilih berdasarkan sejarah keluarga dan tempat tinggal mereka, baik jauh, dekat dari jalan raya utama atau rute bus.
Dimana, sistem penilaian perilaku untuk anak-anak, 2nd Edition (Basc-2), menilai attention deficit hyperactivity disorder – ADHD dan gejala terkait termasuk masalah perhatian agresi, masalah perilaku dan perilaku atipikal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang terkena jumlahnya tertinggi ketiga dari TRAP selama tahun pertama kehidupan lebih cenderung memiliki skor hiperaktif dalam “beresiko” kisaran saat mereka berusia 7 tahun. “Resiko jangkauan untuk hiperaktif pada anak-anak berarti bahwa mereka harus dipantau secara cermat karena mereka berada pada resiko untuk mengembangkan gejala klinis penting,” ujarnya. (SDC)
0 komentar:
Posting Komentar