Herliyan saleh membuka Bulan Bhakti Ibi KB-Kes tingkat kabupaten Bengkalis tahun 2014 |
Dalam acara penyelenggaraan Ibi Kb tersebut, dihadiri ketua Ibi Kabupaten Bengkalis Hj Linda, Kepala Badan, Romaini Herliyan, Camat Bantan Nazli, Asisten II dan III serta Staf Ahli lingkup Pemkab Bengkalis. Kegiatan pencanangan Bulan Bhakti Ikatan Bidan Indonesia dan Keluarga Berencana Kesehatan (Ibi Kb - Kes) sebagai rangkaian kegiatan peringatan ulang tahun ikatan bidan indonesia yang ke-63 dengan tema “ Penguatan Profesi untuk Mempersiapkan Generasi yang Berkualitas”.
Dalam pidatonya Bupati Bengkalis H. Herliyan Saleh dalam acara Ibi tersebut menyampaikan, persoalan pertumbuhan jumlah penduduk yang besar memiliki implikasi luas terhadap sektor pembangunan, seperti pendidikan, kesehatan, tenaga kerja, perumahan dan perekonomian. Kesejahteraan dan ketahanan keluarga merupakan awal dari kesejahteraan dan ketahanan nasional.
"Guna menekan pertumbuhan jumlah penduduk, pemerintah terus berupaya mengaktifkan Program Keluarga Berencana (KB). Keberadaan Program KB ini, tidak hanya untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, tetapi yang terpenting adalah upaya meningkatkan kesehatan ibu dan anak, menurunkan angka kematian ibu melahirkan dan bayi serta menyangkut peningkatan kualitas generasi penerus bangsa,"kata H. Herliyan Saleh.
Selain itu, berdasarkan hasil survei Demografi dan kesehatan indonesia (SDKI) pada tahun 2013, untuk kabupaten Bengkalis angka pasangan usia subur (PUS), mencapai 59.195 pasangan. Yang patut membanggakan dari jumlah tersebut, ternyata sekitar 69,3 persen atau sebanyak 41.022 pasangan merupakan peserta KB aktif, pada umumnya mereka menjadi peserta KB pemakai kontrasepsi yang mencapai 35.476 pasangan atau 60,1 persen. Angka kelahiran mencapai 2,69 persen. Sedangkan angka unmetneed atau peserta Kb yang tidak terlayani terutama di daerah terisolir mencapai 4,2 persen.
"Jika melihat dari data hasil SDKI pada tahun 2013, kita harus tetap konsisten untuk bekerja keras dalam upaya menggaungkan program keluarga berencana ini. Seperti giat melakukan sosialisasi pemakaian kontrasepsi secara berkualitas dan upaya mengurangi angka unmetneed, dengan demikian mampu mengangkat derajat kesehatan ibu dan anak di kabupaten Bengkalis,"ungkapnya.
Sementara, sesuai target dari milenium Development goal’s (MDG’S) tahun 2015, angka kematian ibu sebesar 110 per 100.000 kelahiran hidup, angka kematian bayi 19 per 1.000 kelahiran dan anak balita 32 per 1.000 kelahiran. Angka kematian ibu disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu. Terlalu muda melahirkan, terlalu tua melahirkan, terlalu rapat jarak kelahiran antara satu anak dengan anak yang lainnya, terlalu sering dan juga terlalu tua untuk melahirkan.
"Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan kabupaten Bengkalis tahun 2013 jumlah angka kematian ibu mencapai 65 orang yang disebabkan pendarahan, eklamsi, pertus lama dan infeksi, sedangkan jumlah kematian meonatal (umur 0 – 28 hari) sebanyak 18 orang dan kematian bayi umur 28 hari – 11 bulan jumlah nihil. Penyebab utama kematian neonatal (umur 0-28 hari) karena berat badan lahir rendah, aspeksia dan infeksi," terangnya. (asr)
0 komentar:
Posting Komentar