Helen Wilhelmson,Peneliti Ahli Tulang |
Dilansir Nbcnews, Sabtu (5/10/2013), arkeolog membandingkan temuan fosil mengerikan ini dengan reruntuhan Pompeii di Italia. "Ini lebih dari momen beku dari yang biasa Anda lihat dalam arkeologi," kata Helene Wilhelmson, peneliti spesialis tulang di Lund University, Swedia.
"Ini seperti Pompeii, sesuatu yang mengerikan terjadi dan segala sesuatunya berhenti," ujarnya. Peneliti mengungkapkan ada lima mayat yang sudah digali di tengah reruntuhan salah satu rumah di daerah pemukiman di pulau Oland, lepas pantai Swedia.
Peneliti meyakini bahwa terdapat ratusan mayat lainnya yang belum digali di area tersebut. "Ada begitu banyak mayat, ini pasti serbuan yang sangat keras dan terorganisir dengan baik," tuturnya.
Tim peneliti percaya bahwa peristiwa pembunuhan massal ini terjadi saat periode migrasi, di mana penduduk pindah dari Skandinavia dan daerah lainnya di Eropa utara menghadapi kekaisaran Romawi.
Fakta lain yang membingungkan peneliti ialah ditemukannya bros emas yang belum dijarah oleh penyerang. Artefak berharga ini masih terkubur di lokasi hingga 1.500 tahun kemudian.
Wilhelmson mengatakan, situs yang ditemukan mungkin akan menjadi suatu hal yang tabu dan memunculkan kesan horror. "Saya tidak berpikir ada yang berani mendekatinya untuk waktu yang sangat lama," katanya.
Peneliti menggunakan teknologi model komputerisasi 3D untuk merekonstruksi benteng. Ilmuwan berupaya memecahkan misteri seputar pembantaian massal tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar