CINTA NEGERIKU

RIAU UNTUK INDONESIA

Facebook | Twitter | Advertise

Saleh Djasit : Melayu Bangga Miliki Rida K Liamsi

Minggu, Oktober 13, 2013

PEKANBARU, RIAUGREEN.COM - Tokoh Masyarakat Riau, Saleh Djasit menilai masyarakat Melayu banggakan sosok Rida K Liamsi. Dengan kepiawan dan ke­ma­hiran yang dimiliki men­ja­di­kannya idola bagi masyarakat Riau.

“Melayu bangga memiliki Rida K Liamsi. Saya melihat be­liau berhasil sebagai seniman, bu­da­yawan, sastrawan, war­tawan, dan usahawan. Beliau adalah sahabat saya yang saya kagumi,” ungkap mantan Gu­ber­nur Riau itu.

Saleh juga mengaku telah membaca buku Ombak Se­ka­nak sebuah memoar dan Rose kumpulan puisi Dwi Bahasa karya Rida K Liamsi. Berhasil menceritakan ombak laut se­ka­nak yang luar biasa saat musim barat dan kumpulan puisi yang penuh dengan nilai-nilai sas­t­rawi.

“Namun dengan kegigihan seo­rang Rida K Liamsi me­nak­lukkan ombak itu menjadilah Rida K Liamsi seperti sekarang ini. Sebagai sastrawan baha­sa­nya enak dibaca, sebagai war­tawan beliau mahir me­nge­masnya,” ungkap Saleh.

Saleh juga mengagumi so­sok Dahlan Iskan dengan segu­da­ng prestasinya. “Bahkan, du­lu­nya saya mengatakan pak

"Rida adalah sosok Dahlan Iskan di Riau,” imbuh Saleh.

Rangkaian peluncuran Buku Rida K Liamsi semakin semarak dengan penampilan lakon Ombak Sekanak dari Sekolah Tinggi Seni Riau (STSR). Begitu juga saat pembacaan puisi oleh seniman, Puan Mutar Saulian, Cornelia Agatha, Sutarji Kalsum Bahri, Dahlan Iskan, Rida K Liamsi.

Ratusan tamu dan undangan terlihat larut dalam suasana yang penuh dengan nuansa seni. Ratusan pasang mata seakan terpukau dengan penampilan teatrikal dan lantunan bait-bait puisi yang dibacarakan para seniman yang tunak pada profesinya. Sesekali terdengar tepuk tangan dan riuh sahut-sahutan memberikan apresiasi atas karya seni yang ditampilkan secara apik.

Wali Kota Pekanbaru, Firdaus mengatakan sangat bangga dan bahagia menyaksikan karya anak bangsa. Firdaus juga mengaku sangat mengagumi sosok Rida K Liamsi.

“Saya melihat beliau adalah sosok yang sempura. Motivasi bagi kita bagi generasi muda dengan semangat dan kerja kerasnya. Semoga Rida k liamsi bisa menjadi suri tauladan dan motivator bagi kita semua,” ungkapnya.

Sementara itu, Chairman Riau Pos Group, Rida K Liamsi mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung. Menurutnya, buku tersebut dituliskan dalam waktu yang tidak singkat. “Alhamdulillah, saya berterima kasih kepada teman-teman yang mendukung. Di sana terdapat catatan 35 sahabat saya. Saya menulis buku ini diharapkan dapat bermanfaat bagi orang lain,” ungkapnya.

Dia memberikan apresiasi kepada guru-gurunya yang telah banyak memberikan pembelajaran. Baik guru kesenian, guru jurnalistik dan guru bisnisnya yakni pak Dahlan Iskan yang merupakan Menteri BUMN Riau. Rida mengatakan, buku Rose adalah kumpulan karya yang digabung dari dua kumpulan puisi.

Turut hadir dalam peluncuran dua buku karya Rida K Liamsi tersebut, Menteri BUMN Dahlan Iskan bersama istri, Nafsiah Dahlan Iskan, Wakil Gubernur Riau, HR Mambang Mit anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Fokorpimda) Riau. Presiden Penyair Indonesia, Sutarji Kalsum Bahri, Tokoh Masyarakat Riau, Saleh Djasit, Herman Abdullah, Rivai Rachman dan Tokoh epulauan Riau, Huzrin Hood, Suryatati Amanah.

Selain itu juga terlihat hadir Kepala Kanwil Kemenag Riau, H Tarmizi Tohor, HM Wardan, perwakilan Kepala Daerah se-Riau serta budayawan, seniman dan tokoh masyarakat lainnya yang terlihat mengikuti rangkaian kegiatan dengan khidmat.

Tidak hanya itu, juga terlihat hadir, Direksi Jawa Pos Group, Ratna Dewi, Eric Samola, Alwi Hamu, Zailan Muttaqin, CEO Riau Pos Group, Makmur SE Ak dan perwakilan direksi grup jawa pos se Indonesia serta ratusan tamu yang mengikuti rangkaian kegiatan dengan khidmat.

Dahlan di Gunung, Rida di Laut

Hadir langsung dan memberikan sekapur sirih pada apresiasi dan peluncuran buku dan puisi karya Rida K Liamsi. Menteri BUMN, Dahlan Iskan mengaku sosok Rida merupakan seorang yang sangat langka dan bisa dibilang tidak masuk akal. Karena bisa sekaligus menjadi seorang seniman, wartawan, dan manajerial yang seiring sejalan.

Bahkan Ia sampai mengibaratkan dirinya sebagai gunung, sosok manusia yang terlahir dari daerah pegunungan di tanah Jawa, dan Rida adalah laut. Namun perbedaan itu dipertemukan di dalam belanga. “Belanga itu adalah media massa,” katanya.

Dalam apresiasi dan peluncuran buku Ombak Sekanak serta sebuah memoar Rose kumpulan puisi dwi bahasa tersebut, Dahlan mengagumi sosok seorang Erdeka, begitu akrab disapa, dengan usia yang sudah menginjak 70 tahunan, namun langkah kaki dan pemikirannya masih sangat bermanfaat bagi kebudayaan Melayu.

“Sebetulnya sosok seperti ini (Rida) benar-benar tidak masuk akal dan langka. Ada beberapa, namun seniman dan wartawan ditambah dengan kemampuan manajemen yang mumpuni sulit dicari,” sambungnya.

Meskipun demikian, Dahlan yakin ke depan Rida sendiri sudah menyiapkan penerus dalam bidang yang digelutinya. Sehingga mampu berkontribusi dengan perkembangan kemajuan budaya melayu di Riau maupun di Indonesia. “Bahkan saya rasa ada ratusan penerus yang sudah disiapkan, mudah-mudahan kebesaran beliau di Riau bisa menimbulkan energi positif dalam perkembangan sastra dan jurnalistik di tanah air,” harapnya.

Sementara itu Wakil Gubernur Riau (Wagubri) HR Mambang Mit mengaku sangat berterima kasih atas kiprah yang diberikan Erdeka. Karena sebagai tokoh di Riau, beliau juga turut serta mengembangkan ekonomi dan sekaligus berkontribusi. “Sebagai sastrawan, budayawan, dan pengusaha yang tetap menjadi pendidik. Merupakan salah satu hal yang patut diteruskan oleh generasi muda selanjutnya,” sebutnya.

Mambang juga optimis kaderisasi dapat dilaksanakan dan akan ada generasi yang mampu melanjutkan estafet sebagai sosok yang penuh kemauan untuk terus belajar seperti Rida. Pemprov Riau, lanjut Mambang akan terus mendukung berbagai potensi-potensi di bumi lancang kuning dalam berbagai bidang yang digeluti.

Di sisi lain, salah seorang sahabat Rida yang sudah 10 tahun terakhir bergelut bersama dalam bidang seni puisi, Cornelia Agatha yang turut hadir dan membacakan puisi dalam kesempatan kemarin dengan judul Rose, sangat memuji karya tersebut. “Rose adalah salah satu karya yang saya suka. Karena Ia mampu memadukan keromantisan melalui paduan kata,” singkatnya.

Dilanjutkan Cornelia, memang dengan ketekunan dan keseriusan Rida dalam beraktivitas menjalankan berbagai ruang lingkupnya patut diacungi jempol. Sebab, semuanya mampu memukau dan memberikan arti tersendiri bagi pembaca.

Tak kalah tinggi apresiasi diberikan oleh guru sastra Rida, bisa dibilang demikian, Presiden Penyair Indonesia, Soetardji Calzoum Bahri. Menurutnya, dengan kemauan keras dan sosok yang memiliki cita-cita, Soetardji mengaku kerap berbagi dengannya. “Karyanya sangat enak dicerna, baik karya jurnalistik maupun karya sastra dan puisi. Semua tak terlepas dari kemauan keras dan cita-cita yang dimilikinya.

Rida: Masih Ingin Berkiprah

Sementara itu, empunya acara malam tadi di Grand Ballroom Hotel Aryaduta, Pekanbaru, Rida K Liamsi mengucapkan rasa syukur amat dalam dengan apa yang sudah dijalani sekarang ini. Namun, Ia masih ingin terus berkiprah dalam dunia yang digelutinya. Sebab, di usia 70 pun, Rida mengaku masih ada yang ingin dilakukannya.

“Masih akan terus belajar, salah satunya adalah membesarkan Sekolah Tinggi Seni Riau (STSR). Sehingga Riau memiliki pancang-pancang hidup dan kehidupan kebudayaan Melayu,” tegasnya di sela menandatangi buku yang diluncurkan kemarin usai acara.


Rida juga sangat berharap kelak, apa yang sudah dibuatnya dapat ditulis kembali dan ada harga dan nilai bagi apa yang dinikmati orang-orang, sehingga benar-benar bermanfaat bagi masyarakat luas.

Terkait buku puisi yang dibuatnya, Memoar Puisi Rose, menurutnya merupakan pembelajaran dan kecintaannya atas puisi itu sendiri. “Itu (Puisi) adalah bahagian dari kecintaan saya terhadap sastra. Dan puisi tak kan pernah mati,” paparnya.

Terkait keinginannya untuk mewujudkan STSR dan menjadi satu-satunya tonggak perguruan tinggi seni di Riau, Ia berpendapat haruslah terwujud. Karena sebagai bagian pancang kemelayuan, dan pancang-pancang hidup tempat menambatkan hidup juga sebagai jejak peradaban.

Rida sendiri belum merasa sudah berhasil atau sukses dan bisa memberikan pesan atau arahan bagi penerusnya, meskipun dengan segala pencapaian yang diraihnya. Karena Ia ingin terus belajar, dan menurutnya sukses adalah sebuah proses yang tak kan pernah pudar. “Berhasil melewati rintangan dan halangan, sebagai perwujudan rasa syukur. Sukses harus melewati proses dan akan tetap menjadi proses,” tutupnya. (rio/egp/rpg/pec)





0 komentar:

Posting Komentar


Bupati Bengkalis Santuni 605 Anak Yatim-Kaum Dhuafa di Mandau

Bupati Bengkalis Serahkan Bantuan di Mesjid Baitulrahmah Duri

Dihadiri Bupati, Kajari Bengkalis Gelar Buka Puasa Bersama

Lingkungan

NASIONAL/ INTERNASIONAL

POLITIK

HUKUM & KRIMINAL

EKONOMI

MIGAS

UNIK&ANEH

OLAHRAGA

AUTO

TEKNOLOGI

 

SOSIAL

PENDIDIKAN

SENI & BUDAYA

All Rights Reserved © 2012 RiauGreen.com | Redaksi | Riau