Festival Reog Ponorogo Jatim, Reog Bengkalis Kenakan Busana Melayu
Rabu, Oktober 30, 2013
BENGKALIS, RIAUGREEN.COM - Ada pemandangan menarik pada pemukaan Festival Reog Nasonal ke-20 di Alun-alun Ponorogo, Jawa Timur, Selasa malam (29/10). Dimana peserta dari Kabupaten Bengkalis dengan bangga mengenaikan busana daerah yakni busana Melayu di tengah-tengah lautan manusia berbusana ala warok (serba hitam dan bertutup kelapa blangko)
Pada pembukaan Festival Reog Nasional, seluruh peserta dari Kabupaten Bengkalis dengan percaya diri mengenakan busana Melayu. Utusan dari Bengkalis turut dihadiri Wakil Bupati Bengkalis, Suayatno dan Asisten III Setda Bengkalis, Herdi Salioso, anggota DPRD Riau Bagus Santoso, Kabid Kebudayaan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, Samsul, pejabat eselon IV Disbudparpora, Ahmad Nawawi dan Sukardi.
“Pada malam pembukaan, kami sengaja mengenakan pakaian Melayu guna menunjukan bahwa kita datang dari daerah Melayu, Kabupaten Bengkalis. Alhamdulillah di tengah-tengah orang memakai busanaan ala warok, kita menjadi perhatian dan mendapat sambutan sangat hangat oleh Bupati Ponorogo, Amin beserta Wakil Bupati Ponorogo, Yuni Widya Ningsih,” ujar Wakil Bupati Bengkalis, Suayatno seperti disampaikan dalam rilis Humas Setda Bengkalis, Rabu (30/10)
Ternyata tidak hanya Kabupaten Bengkalis yang mengenakan busana Melayu pada pembukaan Festival Reog Nasional di Ponorogo, namun daerah lain dari Sumatera, namun perwakilan dari Kabupaten Jabong Barat, Jambi juga mengusung nuansa Melayu di tengah-tengah nuansa Ponorogo, Jawa Timur.
Wakil Bupati Bengkalis, Suayatno bersama Asisten III, Herdi Salioso dan sejumlah utusan dari Bengkalis disambut hangat dalam acara makan malam oleh Bupati Ponorogo, H Amin di kediamannya yang juga dihadiri seluruh bupati dan walikota eks Kewedanaan Madiun.
Dalam pertemuan yang diselimuti suasana kekeluarga itu, Wabup Suayatno berbagi cerita tentang keragaman suku dan budaya di Kabupaten Bengkalis. Dimana Pemkab Bengkalis memberikan ruang selebar-lebarnya kepada komunitas etnis untuk berekspresi dan mengembangkan seni budaya tanah leluhurnya di bawah panji Budaya Melayu.
Mendengar pemaparan itu, Bupati Ponorogo Amin mengaku salut dan memberikan apiresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Bengkalis yang berupaya memelihara dan melestarikan khasanah budaya yang ada, termasuk budaya Jawa.
Dari festival Reog Nasional di Ponorogo dapat diperoleh pelajaran berharga tentang pengelolaan seni budaya suatu daerah. Keberadaan seni dan budaya yang dikelola dengan baik akan memberikan kontribusi positif bagi kemajuan daerah dan sekaligus meningkat perekonomian masyarakat setem.
Sementara itu, peserta kesenian Reog Kabupaten Bengkalis sebanyak 15 pemain tampil unjuk kebolehan di pentas utama pada malam kedua, Rabu malam (30/10). Pada penampilan itu, peserta Kabupaten Bengkalis berupaya tampil maksimal untuk menunjukan kepada masyarakat Ponorogo bahwa di Negeri Melayu terdapat warok-warok dan jathil-jathil yang mampu berbicara di ajang Festival Reog Ponorogo.
Rombongan reog Kabupaten Bengkalis mengusung tema bercerita tentang aksi perampokan yang menimpa pasukan Ponorogo di Hutan Ludoyo. Saat itu, Pasukan ini membawa barang antaran belanja untuk meminang putri Songgo Langit dari putri kerajaan Kediri. Ternyata di tengah perjalanan tepatnya, pasukan Ponorogo di hadang oleh Singo Barung, sehingga terjadi pertempuran sengit antar mereka. (Asr/Hms)
0 komentar:
Posting Komentar