Pantai Makruh Rupat |
Apalagi jika pada waktu hari-hari besar seperti idul fitri dan acara mandi safar pantai makruh sangat dipadati oleh penduduk masyarakat rupat bahakan semenjak adanya penyebarangan roro dirupat tanjung kapal – dumai berbagai penjuru orang yang mendatangi untuk menikmati suasana di pantai makruh.
Ironis, potensi kelebihan yang dimiliki desa makruh masih kekurangan bidang infrasturktur jalan yang rusak dan belum di aspal. parahnya lagi, hingga saat ini tidak adanya listrik yang sebagaimana mestinya warga dapatkan sesuai dengan program pemkab tahun 2013 rupat akan di jadikan sebagai kota terpadu pariwisata.
Kepala desa Makruh, Muhamad Zaki kepada sejumlah wartawan Rabu (29/5) mengatakan keluhan yang ia dapatkan seharinya mengenai listrik dan jalan sudah teramat sering dan hal kebiasaan yang ia dapatkanya.
“sekarang mengenai jalan di tempat di desa makruh yang menuju pantai banyak yang rusak dan ada sebagian jalan yang lain hingga saat ini belum di aspal masih tetap jalan tanah, sedangkan kepentingan masyarakat sangat membutuhkannya dalam kepentingan sehari-hari, bukan hanya masyarakat kami namun juga masyarakt yang ingin mengunjungi pantai makruh merasa mengeluh, walau jalan yang rusak itu mau tak mau tetap tempuh” jelas Zaki
Saat ini juga masyarakat kami dari zaman sebelum merdeka hingga zaman kemerdekaan Indonesia yang penuh dengan eraglobalisasi ini, bulum pernah merasakan listrik PLN yang selayaknya ada didesa-desa lain yang ada dirupat, yang ada sekarang hanya listrik yang di kelola oleh desa itu pun kekuatanya Dayanya hanya dibatasi untuk mencukupi bagian masing-masing setiap rumah yang menyalurnya. Saya berharap pemerintah bengkalis agar bisa menanggapi masalah ini, dan memberikan keadilan bagi masyarakatnya, karena kami juga masyarakat pemerintahan kabupaten Bengkalis. Sambung Zaki.
Hal senada juga diutarakan Fauzi (27) salah satu warga desa makruh dirumahnya. Ia menuturkan untuk mendapatkan penerangan lampu dirinya melakukan penyambung listrik dari desa lain. Hal itu dikarenakan mesin pembangkit listrik didesa tersebut sering rusak dan mati.
Apalagi, lanjut fauzi, Penerangan lampu terkadang sering redup, Untuk menghidupkan TV pun terkadang tidak begitu kuat.
"TV dirumah saya juga pernah rusak karena listrik yang tidak setabil. Sekarang saya tidak lagi menyambung listrik yang di kelola desa namun saya memakai mesin Disel sendiri yang sebulannya saya harus mengantongi khusus uang di saku untuk beli minyak solar mesin sekitar 300.000, belum lagi uang saku anak dan kebutuhan keluarga saya, semua jadi pas-pasan jika kurang pun saya usahakan harus cukup, karena namanya pekerjaan nelayan, kadang-kadang ada rezeki lebih kadang-kadang cukup dan tidak cukup” jelas Fauzi dengan suara pelan
Semua yang dirasakan masyarakat desa makruh khusunya mengiginkan keadilan dalam pembangunan dan program kabupaten bengkalis yang selalu di kembangkan semoga dengan keluhan yang selama ini terdengarkan pemkab nantinya akan menilai hal ini penting bagi ketentraman warganya, sangat menyayangkan sekali jika potensi keidahan yang ada di desa tidak bisa di manpaat kan oleh pemkab bengkalis. (d'ari)
0 komentar:
Posting Komentar