Harimau Sumatera semakin Langka (foto:google) |
Dilansir antarariau, Konflik harimau dengan manusia yang tinggal di sekitar hutan Sinepis hingga saat ini dikabarkan masih terus terjadi. Bahkan hewas buas itu kerap berkeliaran di sekitar permukiman warga yang ada di sejumlah kawasan terdekat.
Menurut Bastoni selaku Pembina Yayasan Penelitian Harimau Sumatra di Riau, keberadaan harimau di perkampungan diduga kuat akibat aktivitas pembukaan lahan oleh warga pendatang untuk perkebunan sawit di daerah lintasan (home range) habitat harimau kerap mencari makan.
Kampung Basilam Baru di Kota Dumai misalnya, yang hanya berjarak sekitar 10 kilometer dari kawasan hutan konservasi Senepis, diindikasi sebenarnya juga sudah melampaui kawasan konservasi itu, yakni mencapai lahan yang kini menjadi konsesi hutan tanaman industri PT Suntara Gajah Pati.
Namun, karena lemahnya pengawasan pihak perusahaan, menurut Bastoni, warga pendatang kemudian dengan bebas menjarah daerah konsesi dan membuat satwa ketakutan hingga melarikan diri masuk perkampungan.
Bastoni mengatakan, pembukaan lahan dengan cara membakar hingga kini masih terus terjadi. Namun, tidak ada upaya pemadaman karena minimnya akses menuju lokasi kebakaran.
"Pembakaran lahan bahkan sudah mulai masuk ke kawasan konservasi Senepis, meski dalam jumlah kecil. Namun, kebakaran itu sudah membuat binatang di dalamnya termasuk harimau ketakutan," katanya.
Menurut dia, tidak ada pilihan selain membentuk Tim Patroli yang bertugas khusus untuk memantau seluruh kawasan hutan konservasi Sinepis yang terus mengalami penyempitan. (*)
0 komentar:
Posting Komentar