CINTA NEGERIKU

RIAU UNTUK INDONESIA

Facebook | Twitter | Advertise

Freeport telah memperoleh 7,3 juta ton tembaga dan 724,7 juta ton emas di Papua

Sabtu, November 17, 2012


Luar biasa! Chief Executive Officer (CEO) Freeport-Mcmoran yaitu Richard Adkerson terima gaji total tahun 2011 sebesar $82 juta, setara 780 milyar Rupiah. Atau rata- rata 65 milyar Rupiah per bulan. Demikian temuan investigasi The Republic Arizona oleh Russ Wiles, terbit pada 30 Mei 2012 dan 2 Juni 2012 pada situs berita Arizona Amerika yaitu azcentral.com.

Menurut temuan Russ Wiles mestinya Richard Adkerson dari perusahaan Freeport-Mcmoran Copper and Gold masuk daftar eksekutif tertinggi dunia pada urutan dua. Namun majalah Forbes hanya menempatkan Adkerson pada urutan 18 dengan total pay $40 juta. Karena ketika Forbes terbit April 2012 Freeport belum usai menghitung annual pay. Majalah Forbes menempatkan John Hammergren dari McKesson pada urutan teratas gaji tertinggi sebesar $131 juta, atau setara 1,2 trilyun Rupiah. Urutan kedua jatuh ke tangan Ralph Lauren dengan gaji $67 juta. Seharusnya urutan dua ini jatuh ke pelukan Richard Adkerson dengan gaji $82 juta.

The Republic (Russ Wiles) menelusuri gaji perusahaan transnasional yang berbasis di Arizona Amerika Serikat. Dia menjelaskan bahwa angka $82 juta adalah total gaji (atau honor atau kompensasi atau apapun istilahnya) baik yang diterima langsung maupun tidak langsung. Sudah termasuk di dalamnya adalah tunjangan, bonus, keuntungan saham, stock option. Pendek kata total jendral Richard Adkerson dapet $82,000,000 (82 juta dollar dibulatkan) sepanjang tahun 2011 setara Rp.780.000.000.000,- atau 65.000.000.000,- per bulan. Juru bicara Freeport-Macmoran Erick Kinneberg menjawab pertanyaan azcentral.com tentang gaji eksekutif. Dia mengatakan bahwa gaji dibayar atas dasar kinerja dan prestasi sepanjang tahun serta loyalitas dalam jangka panjang. (catatan penulis: soal gaji kelewat tinggi ini mengundang kritik seakan perusahaan maju hanya karena tangan bertuah dari seorang eksekutif yang genius, lupa peran serta puluhan manager dan ribuan
pegawai).

Di bawah Richard Adkerson ada James Muffett, Chairman Freeport-Mcmoran, yang mengantongi $32 juta, setara 300 milyar Rupiah atau 25 milyar per bulan, untuk tahun 2011. Apabila menengok daftar rangking majalah Forbes terbitan April selayaknya James Moffett menempati urutan 20 gaji tertinggi dunia. Tapi nama
James Muffett tidak mejeng di sana. Tentu saja mereka, Richard Adkerson dan James Muffett, mendapatkan annual pay sebesar itu bukan semata menangani Freeport di Papua. Mengingat Freeport- Macmoran beroperasi di Papua, Peru, dan Afrika. Namun diakui bahwa Freeport Papua adalah pertambangan emas dan tembaga terbesar di dunia. Dengan demikian prestasi di Papua menempati urutan teratas dalam melakukan evaluasi oleh para pemegang saham.

Tambahan dari sumber berita lain: Dari Freeport pula konon lahir elite dunia yang menguasai lahan bisnis raksasa dunia. Ibarat beranak bercucu lahirlah usaha perminyakan, teknologi, senjata, makanan, perbankan, asuransi, mangemen keuangan, dll. Mereka saling terkait dan digdaya dalam urusan bisnis, ekonomi dan politik berkelas dunia. (agil/kompasiana)

Berdasarkan perhitungan Kwik Kian Gie, dari 1967 - 2011, Freeport telah memperoleh 7,3 juta ton tembaga dan 724,7 juta ton emas, Silakan hitung sendiri berapa keuntungan yang telah diperoleh Freeport dalam 43 tahun bercokol di Papua. (harga emas per gram sekitar Rp 500 ribu) *kalau kalkulatornya sanggup.

Ironisnya pemerintah Indonesia hanya mendapat bagian 1% sebagai royalti atau sekitar Rp 80 triliun/tahun dan lebih sedikit lagi yang sampai ke rakyat Papua.

Maka wajar apabila rakyat Papua menuntut keadilan, dan melatarbelakangi munculnya OPM (Organisasi Papua Merdeka) yang sengaja dipelihara pihak asing untuk menekan Indonesia.

Seandainya kontrak Freeport dengan Indonesia direvisi sehingga menguntungkan Indonesia atau setidaknya 50 : 50, dan penggunaan dananya tepat sasaran niscaya rakyat Indonesia umumnya dan rakyat Papua khususnya akan sejahtera, OPM akan berpikir ulang untuk memberontak. Tak akan ada lagi gelandangan ataupun yang kelaparan, pendidikan dan pelayanan kesehatan gratis bukan impian lagi, lapangan kerja luas karena mudah memperoleh modal usaha sehingga banyak tercipta kultur pengusaha. Sayangnya ini masih sebatas utopia.

Apabila Freeport khususnya, dan perusahaan pertambangan asing lainnya pada umumnya menolak pembagian keuntungan yang adil, pemerintah jangan takut untuk melakukan nasionalisasi perusahaan asing yang membantah. Jangan takut di embargo! Seharusnya mereka yang takut, karena analoginya kita yang punya lahan, kita punya semua, mereka hanya penggarap. Namun kembali disayangkan pemimpin kita adalah 'banci tampil' yang rela menukar kekayaan negerinya dengan kaleng di dada dan gelar ksatria salib besar mau mandi, sebagai bukti pengkhianatannya terhadap bangsa dan negara juga pengabdian kepada setan dan sekutunya. (*)

0 komentar:

Posting Komentar


Bupati Bengkalis Santuni 605 Anak Yatim-Kaum Dhuafa di Mandau

Bupati Bengkalis Serahkan Bantuan di Mesjid Baitulrahmah Duri

Dihadiri Bupati, Kajari Bengkalis Gelar Buka Puasa Bersama

Lingkungan

NASIONAL/ INTERNASIONAL

POLITIK

HUKUM & KRIMINAL

EKONOMI

MIGAS

UNIK&ANEH

OLAHRAGA

AUTO

TEKNOLOGI

 

SOSIAL

PENDIDIKAN

SENI & BUDAYA

All Rights Reserved © 2012 RiauGreen.com | Redaksi | Riau