Dua gol yang membuat Jabar tersingkir dicetak oleh Bayu Gatara di menit ke-38 dan Lerby menit ke-49. Hasil ini membuat Jabar menempati dasar klasemen Grup D babak enam besar dengan nilai 0.
Posisi juara grup menjadi milik Papua yang meraih nilai enam. Runner-up ditempati Kaltim dengan tiga angka.
Seusai laga, kericuhan kembali terjadi. Wasit Muhaemin asal Makassar dikejar oleh para pemain dan ofisial Jabar. Namun dengan sigap aparat keamanan mengamankan wasit dan asisten wasit.
Asisten pelatih Jabar Mustika Hadi menuturkan, kemampuan wasit sangat merugikan timnya. "Ya, saya pikir Anda bisa lihat kemampuan wasit seperti apa. Kalah kami terima asal fair play," ujarnya saat konferensi pers, kemarin.
Ia menuding sepak bola di PON seharusnya untuk ajang pembinaan. "Ini sudah tidak berpihak kepada pembinaan," ucapnya.
Namun, Mustika juga mengakui bahwa Kaltim bermain bagus dan fight. Sebaliknya, timnya tidak bisa mengeluarkan kemampuan terbaik karena wasit merusak permainan. "Keputusan penalti kepada kami, gol yang dianulir, sangat merugikan. Persiapan kami selama delapan bulan rusak hanya dalam waktu 90 menit," keluhnya.
Laga Jabar versus Kaltim berlangsung panas sejak awal. Mental pemain Jabar terlihat turun karena banyak keputusan wasit yang merugikan. Di menit ke-29, terjadi kericuhan saat wasit memberikan penalti untuk Kaltim karena menganggap Yan Harjito melakukan handsball.
Pemain dan ofisial Jabar langsung melakukan protes. Ini membuat pertandingan terhenti sekitar 15 menit. Bahkan seorang ofisial Jabar menciderai tangan asisten wasit satu sehingga harus diganti.
Ketika penalti dilakukan, Cecep Sukandar menjadi pahlawan. Ia mampu menahan eksekusi penalti Lerby.
Kericuhan terjadi lagi di menit ke-65 menyusul insiden antara Suhandi dan Sevan Lingga. Aksi pukul sempat terjadi. Kericuhan reda setelah polisi masuk ke lapangan. Akibat kejadian ini, Kasim Kardin dari Jabar dan satu pemain Kaltim dikartu merah.
Jabar sempat mencetak gol di menit ke-81 lewat kaki Andrian Suci Ramdani. Namun gol tersebut dianulir wasit karena dianggap offside. Kemarin, raihan medali emas Jabar tersendat.
Para atlet Jabar hanya bisa menambah empat medali emas. Cabang dayung, yang berlomba di Kuansing, menyumbang dua emas. Emas didapat dari nomor double scull putra atas nama Faisal dan Edwin serta di nomor quadraapple putri lewat perjuangan Yayah, Indri, Santi, dan Syiva.
Cabang atletik hari kemarin mendapat satu emas melalui Muhammad al Quraisy yang berlaga di nomor 3.000 meter. Tambahan satu emas diraih taekwondo putri Vinny yang turun di nomor gyorugi, kelas light putri.
Tambahan empat emas membuat raihan Jabar menjadi 59 emas, 46 perak, dan 59 perunggu. Posisi Jabar digeser oleh DKI Jakarta yang juga sama-sama meraih 59 emas. Namun, DKI lebih baik dalam raihan perak.
Meski posisi Jabar tergeser, Ketua Umum KONI Jabar H Azis Syarif tetap yakin. "Sesuai dengan simulasi, Jabar memang akan digeser dulu oleh provinsi lain. Saya tetap optimistis kami bisa kembali ke puncak," ujarnya (tribun pekanbaru)
0 komentar:
Posting Komentar