Gedung DPRD Dumai |
"Sudah banyak warga yang terserang penyakit demam berdarah, dan dinas kesehatan harus cepat menangani persoalan ini dengan melakukan upaya memutuskan mata rantai perkembangbiakkan nyamuk penyebab demam berdarah," kata Mahadi, anggota DPRD Dumai Fraksi Demokrat Plus, Rabu (11/12).
Dia mengaku juga pernah secara langsung berupaya melaporkan tentang kasus demam berdarah yang ada di lingkungan, dengan harapan petugas medis dan Dinas Kesehatan secepatnya melakukan upaya antisipasi dan tindakan penanganan.
Dia menilai kegiatan pencegahan dengan melakukan pengasapan (fogging) belum optimal karena petugas penyemprotan melakukan dengan cara sambil berlalu di jalanan lingkungan sehingga dinilai tidak sampai ke sasaran.
Kepala Dinas Kesehatan Dumai H Marjoko Santoso mengatakan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya dalam mengantisipasi wabah penyakit demam berdarah yang disebabkan gigitan nyamuk aedes aegypty tersebut.
Diantaranya dengan melakukan pengasapan massal (fogging) dan mensosialisasikan kebersihan lingkungan serta membiasakam hidup sehat dan menerapkan 3 M, yaitu menguras, mengubur dan menutup wadah penampung air.
Dia mengungkapkan, kasus demam berdarah tahun ini meningkat dibanding tahun sebelumnya, namun tidak dalam kondisi signifikan. Karena itu dia mengajak semua elemen masyarakat untuk sama-sama mengantisipasi terjadinya wabah penyakit demam berdarah tersebut.
Menurutnya, pihaknya melaksanakan fogging sejak November hingga akhir Desember nanti di 25 kelurahan, yang ada di empat kecamatan. Selain itu, telah mensosialisasikan kebersihan lingkungan, terutama tempat-tempat yang menjadi sarang nyamuk.
"Upaya mengantisipasi demam berdarah dilakukan dengan konsep 3 M agar dapat memutuskan mata rantai perkembangbiakan jentik-jentik nyamuk sumber penyakit demam berdarah. Selain itu kita juga intens menyediakan bubuk abate untuk warga yang tersedia di pusat kesehatan yang ada," terangnya kepada wartawan.*
0 komentar:
Posting Komentar