Dalam sarasehan nasional "Masa Depan Pengelolaan Hutan Produksi Indonesia" di Jakarta, Rabu (4/9), Nana menuturkan, kawasan yang aktif dikelola dengan sistem Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI) hanya 9,4 juta hektare. Angka tersebut setara dengan 17% dari total luas kawasan hutan produksi tetap dan terbatas.
"Kondisi di lapangan cenderung buruk dan rusak akibat pembalakan liar dan pembakaran tidak terkendali karena tidak ada penanggungjawabnya," kata Ketua Bidang Produksi Hutan Tanaman Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia, Nana Suparna, seperti dikutip dalam Harian Tempo.
Sementara, kawasan yang aktif dikelola berdasarkan sistem Tebang Habis dengan Permudaan Buatan (THPB) hanya sekitar 8%. "Dengan demikian, sisanya, sekitar 75% tidak jelas pengelolaannya" ujar Nana.
Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan menuturkan, kawasan hutan produksi terlantar karena banyaknya pemilik Hak Pengusahaan Hutan (HPH) yang tidak aktif meski izinnya masih berlaku. Dari total 294 HPH yang ada sekarang, hanya 115 unit manajemen atau sekitar 39% yang masih aktif. Sisanya 179 unit manajemen tidak beroperasi.
Zulkifli menambahkan, sekitar 59,29% total luas kawasan Indonesia, kawasan yang dikelola untuk produksi tinggal 30,9% atau 24,1 juta hektare. (RR/KT)
Sementara, kawasan yang aktif dikelola berdasarkan sistem Tebang Habis dengan Permudaan Buatan (THPB) hanya sekitar 8%. "Dengan demikian, sisanya, sekitar 75% tidak jelas pengelolaannya" ujar Nana.
Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan menuturkan, kawasan hutan produksi terlantar karena banyaknya pemilik Hak Pengusahaan Hutan (HPH) yang tidak aktif meski izinnya masih berlaku. Dari total 294 HPH yang ada sekarang, hanya 115 unit manajemen atau sekitar 39% yang masih aktif. Sisanya 179 unit manajemen tidak beroperasi.
Zulkifli menambahkan, sekitar 59,29% total luas kawasan Indonesia, kawasan yang dikelola untuk produksi tinggal 30,9% atau 24,1 juta hektare. (RR/KT)
0 komentar:
Posting Komentar