JAKARTA, RIAUGREEN.COM - Ada yang berbeda dengan gaya dan konten pemberitaan di stasiun televisi berita nasional Metro TV saat ini.
Televisi berita pertama di Indonesia itu kini mulai gencar menelanjangi Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto, terkait isu penculikan aktivis di tahun 1998 silam.
Perubahan sikap redaksional Metro TV ini tak lepas dari sudah terjalinnya kesepakatan antara Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh yang mendukung pencapresan Jokowi dari PDI Perjuangan.
Untuk diketahui, Surya Paloh sendiri adalah pemilik atau big boss dari Metro TV, yang sudah diprediksi bakal dijadikan sarana untuk “perang udara” demi mensukseskan pencapresan Jokowi.
Fenomena ini menurut pengamat politik dari Universitas Jayabaya-Jakarta, Igor Dirgantara, mengaku heran jika ada media massa yang mengangkat isu pelanggaran HAM yang dialamatkan kepada Prabowo.
“Ini kan bukan hal baru, namun kini kembali dimunculkan untuk kepentingan politik menjelang Pemilu Presiden 2014. Seluruh rakyat Indonesia sudah tahu ini. Kok saat Megawati menggandeng Prabowo di Pilpres 2009, isu ini nggak dimunculkan,” ujar Igor, kepada wartawan, Kamis (08/05/2014).
Menurut Igor, jika ada media massa yang kembali mengangkat persoalan itu, hampir bisa dipastikan hal itu adalah by design. Apalagi, di Pilpres 2014 ini, PDIP dan Gerindra akan berada di posisi saling berlawanan dengan mengusung capres masing-masing.
“Kasus ini sudah terjadi 1998 silam dan semua orang Indonesia tahu. Tapi yang menarik, elektabilitas Prabowo malah naik dan Gerindra kini jadi parpol tiga besar. Artinya apa ini, isu itu sudah tak laku dijual dan Prabowo sudah kebal dengan isu itu,” tegas Igor. (red/j3)
0 komentar:
Posting Komentar