JAKARTA, RIAUGREEN.COM - Konflik internal di Partai Persatuan Pembangunan yang mulai memanas sejak akhir Maret 2014 mencapai klimaks pada Ahad dinihari, 20 April 2014.
Rapat pimpinan nasional yang digelar di kantor Dewan Pimpinan Pusat PPP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, akhirnya memutuskan pemecatan sementara Suryadharma Ali sebagai ketua umum.
Namun, jauh sebelum Suryadharma digulingkan, drama perpecahan di tubuh partai berlambang Kakbah ini sudah hiruk pikuk. Berikut ini enam cerita mengejutkan di balik konflik PPP.
1. Muncul dalam Kampanye Gerindra
Konflik internal di PPP bermula dari kemunculan Suryadharma dalam kampanye akbar Partai Gerakan Indonesia Raya yang diadakan di Gelora Bung Karno, Ahad, 23 Maret 2014. Suryadharma datang mengenakan atribut PPP dan kopiah hitam. Menteri Agama ini datang bersama Ketua DPP PPP Djan Faridz.
Suryadharma mengaku terpukau dengan sosok Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto, yang juga calon presiden dari partai itu. Sebabnya, kata Suryadharma, tekad Prabowo untuk mengubah Indonesia sangat tinggi. "Saya jatuh cinta dengan sosok Prabowo dan visi-misinya," kata Suryadharma saat berpidato dalam kampanye Gerindra itu.
Tak hanya itu, Suryadharma juga mengatakan Prabowo sosok yang penuh toleransi dalam beragama. Suryadharma mengklaim jarang ada orang seperti Prabowo. Ia yakin Indonesia dapat lebih baik jika ditangani oleh Prabowo dan Gerindra. "Dengan seyakin-yakinnya, Prabowo orang yang tepat menjadi presiden," ujarnya.
2. Rencana Penggulingan Suryadharma
Wakil Ketua Umum PPP Emron Pangkapi mengatakan Suryadharma bisa dicopot dari jabatan ketua umum. Alasannya, Menteri Agama itu dianggap sudah melanggar aturan partai karena terlihat mesra dengan Gerindra. "Pelanggarannya termasuk berat, harus ada sikap tegas dari partai," kata Emron saat dihubungi, Rabu, 9 April 2014.
Menurut Emron, sanksi pemberhentian itu sudah sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai. Dalam aturan, tindakan Suryadharma menghadiri acara Gerindra termasuk mencemarkan partai. "Itu tindakan paling buruk dalam berpartai, karena saat partai sedang berlomba-lomba justru Suryadharma bersama partai lain."
Dia menyebutkan tindakan Suryadharma yang bermanuver ke kubu Gerindra sebagai kecelakaan sejarah. Dia berharap kejadian tersebut tak berdampak signifikan dan PPP tetap bisa mencapai target minimal 10 persen suara. "Nasi sudah jadi bubur, dan itu bagian titik lemah kami. Sebagai pimpinan partai, mungkin dia khilaf," ucap Emron.
3. Pencopotan 7 Petinggi Partai
Kisruh semakin memanas. Upaya penggulingan Suryadharma dibalas dengan pemecatan terhadap Ketua Badan Pemenangan Pemilu PPP Suharso Monoarfa dan enam pengurus provinsi. "Surat pemecatan sudah ditandatangani tadi pagi oleh ketua umum dan wakil sekjen," kata Wakil Sekretaris Jenderal PPP Syaifullah Tamliha, Rabu, 16 April 2014.
Dia mengatakan pemecatan dilakukan karena kader PPP ini tidak melaksanakan keputusan untuk mengawal perolehan suara. Kader yang dipecat oleh Suryadharma Ali antara lain Suharso Monoarfa, Ketua DPW Jawa Barat Rahmat Yasin, Ketua DPW Jawa Timur Musyaffa Noe, Ketua DPW Sulawesi Selatan Amir Uskara, Ketua DPW Sumatera Utara Fadly Nursa, dan Sekretaris DPW Kalimantan Tengah Awaluddin.
Syaifullah mempersilakan kader yang dipecat ini untuk menggugat keputusan tersebut. Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga memberikan mandat kepada Ketua Umum untuk mengambil keputusan dalam keadaan mendesak. Menurut dia, pengambilan keputusan bisa dilakukan tanpa melalui rapat pengurus harian. Syaifullah mengkritik sikap Suharso yang lebih sibuk membicarakan calon presiden ketimbang mengawal perolehan suara.
4. Deklarasikan Dukungan ke Gerindra
Suryadharma mendeklarasikan dukungan PPP kepada Partai Gerindra dan Prabowo dalam pemilihan presiden Juli mendatang. Keputusan ini diambil Suryadharma Ali bersama sejumlah petinggi partainya setelah bertemu Prabowo dan elite Gerindra di kantor Dewan Pimpinan Pusat PPP, Jakarta, Jumat, 18 April 2014.
"Partai Persatuan Pembangunan telah sepakat untuk memberikan dukungan sepenuhnya kepada Bapak Haji Prabowo Subianto sebagai calon presiden Republik Indonesia," kata Suryadharma. Suryadharma menilai Prabowo sebagai sosok yang tepat untuk memimpin Indonesia ke depan. Dia menyebut dukungan partainya buat Prabowo ini sebagai dukungan tanpa kondisi apa pun.
Artinya, dia menambahkan, PPP tidak mempersyaratkan mendapat posisi sebagai calon wakil presiden atau kedudukan sejumlah menteri jika Prabowo memenangi pemilihan presiden nanti. Dukungan partainya buat Prabowo adalah dukungan penuh keikhlasan, bukan dukungan transaksional. "Sebagai bentuk kontribusi PPP untuk kepentingan bangsa dan negara ke depan."
5. Suryadharma Dilengserkan dari Ketua Umum
Rapat pimpinan nasional yang diadakan pada 19-20 April 2014 resmi memberhentikan sementara Suryadharma. Sekretaris rapat, Muhammad Romahurmuziy, mengatakan awalnya rapat dimaksudkan untuk islah (perdamaian) di antara berbagai kubu di PPP. Namun, kata dia, Suryadharma Ali tetap tak bersedia mengikuti forum rapimnas.
Rapat mendapuk Emron Pangkapi menduduki posisi lowong ketua umum hingga pelaksanaan muktamar yang dipercepat. Dengan pencopotan itu maka koalisi dengan Prabowo Subianto otomatis batal. "Musyawarah kerja nasional pada 23 April akan memutuskan langkah koalisi calon presiden 2014," kata Romahurmuziy di kantor DPP, Ahad dinihari, 20 April 2014.
Menurut Romahurmuziy, Suryadharma juga tak bisa lagi bermanuver dengan mengklaim sebagai pimpinan PPP. Menurut Romahurmuziy, Suryadharma tak memiliki legalitas sebagai representasi partai berlambang Kakbah itu. "Namun Suryadharma masih tercatat sebagai kader PPP," katanya.
6. Pemecatan Suryadharma Dituding Aksi Makar
Hanya beberapa jam setelah dipecat, kubu Suryadharma menuding keputusan rapimnas cenderung aksi makar. Pencopotan Suryadharma disebut tidak sah karena tidak sesuai anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. "Tidak bisa ketua umum dicopot begitu saja karena tidak datang rapat. Ini makar namanya," ujar Ketua PPP Achmad Dimyati Natakusumah, Ahad, 20 April 2014.
Menurut dia, undangan rapimnas seharusnya disampaikan ketua umum, bukan wakil ketua umum. Dimyati menambahkan, jika pun Suryadharma tidak hadir, hal ini tidak melanggar aturan. Lagi pula, menurut Dimyati, rapat tersebut dilaksanakan mendadak. "Padahal Pak Suryadharma kan sibuk," Dimyati menambahkan.
Menurut dia, Suryadharma akan mengunjungi Ketua Majelis Syariah PPP Maimun Zubair untuk berkonsultasi mengenai pemecatannya. "Ketua Majelis Syariah mungkin bisa menengahi karena semua kader hormat kepadanya," ujar Dimyati. Menurut Dimyati, pihaknya ingin agar konflik pada tubuh partainya selesai dengan damai. (red/tpc)
0 komentar:
Posting Komentar