Udara terlihat menguning hingga siang harinya |
Partikel-pertikel kabut asap akibat kebakaran yang menghantam sebagian besar wilayah Riau, tampak jelas sehingga menutup jarak pandang hingga 10 meter, bahkan hingga siang harinya suasana terlihat pekat dan kuning.
"Sangat cemas sekali, karena bukannya malah berkurang, namun asap semakin pekat," ujar Icha, salah satu waga Dumai, saat berbincang dengan RiauGreen.com, Senin pagi.
Bahkan kecemasan itu turut dilontarkan sebagian besar warga yang tinggal di Kota Dumai, melalui akun facebooknya.
"Kabut asap di kota dumai, Riau yang mencemaskan. Semoga Allah SWT selalu karuniai kesehatan. aamiin," ujar salah satu akun facebook, Yurnaldi, warga yang tinggal di Kota Dumai.
Sementara secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Dumai, Marjoko Santoso, mengatakan ketebalan kabut asap ini telah membuat kualitas udara kota ini menjadi buruk dan sangat berbahaya dengan pengukuran ISPU mencapai diatas 700 PSI.
"Udara pagi ini sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan, dan bisa saja kejadian kabut asap yang paling parah tahun ini," kata Marjoko.
Mutu udara yang terus memburuk akibat kebakaran lahan diakuinya telah membuat warga khawatir dan ribuan orang terserang sakit sesak nafas serta mata perih.
"Hari ini kami bagikan 25 ribu masker di 8 lokasi jalan umum perkotaan dan tiap kecamatan untuk dipergunakan warga yang beraktivitas di luar ruangan," ujar Marjoko.
Sementara, Kepala UPT Polisi Kehutanan Dumai, Tengku Ismet melaporkan berdasarkan pantauan satelit NOAA-18 ditemukan sedikitnya 18 titik api kebakaran di atas lahan masyarakat dan eks penguasaan perusahaan perkayuan di sejumlah kecamatan.
"Kebakaran yang terluas terdapat di eks lahan perusahaan perkayuan di Kecamatan Sungai Sembilan, dan sejauh ini api terus diupayakan pemadaman dengan kerjasama perusahaan," terang Ismet.
Menurutnya, kepekatan asap di daerah ini tidak semuanya berasal dari kejadian kebakaran lahan Dumai, melainkan ada juga asap kiriman dari sejumlah kabupaten tetangga yang dikabarkan mengalami kebakaran hutan dan lahan parah. (red)
0 komentar:
Posting Komentar