PEKANBARU, RIAUGREEN.COM - Secara ekonomis, bencana asap Riau memiliki dampak yang dapat menggerus ekonomi masyarakat Riau dan nasional. Mulai dari terhambatnya transportasi dan penerbangan, perdagangan, ritel, perkebunan, investasi, UMKM dan lain sebagainya.
“Produktivitas ekonomi akan terganggu akibat terganggunya mobilitas barang, jasa dan orang akibat kendala transportasi baik darat maupun udara,” papar Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi dan Pembangunan Firmanzah dilansir dari laman Setkab, Senin (17/3/2014).
Buktinya, tiga bandara, yaitu Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Pinang Kampai Dumai dan Bandara Internasional Minangkabau di Sumatera Barat yang tidak dapat beroperasi akibat tertutup kabut asap pekat, sehingga seluruh maskapai penerbangan menuju ke Riau dihentikan.
Selain itu, bencana asap juga menyebabkan anjloknya harga sejumlah komoditi perkebunan yang membuat ekonomi masyarakat terpuruk. Produksi tandan buah segar (TBS) di Provinsi Riau, papar Firmanzah, saat ini tercatat mengalami penurunan pascakabut asap yang terjadi dalam beberapa minggu ini.
Sementara di sektor UMKM, lanjut Firmanzah, aktivitas ekonomi pelaku usaha kecil seperti di pasar dan toko-toko, semakin sepi dari transaksi akibat konsumen atau masyarakat tidak dapat mengakses akibat asap yang semakin membahayakan.
“Lalu lintas barang dan jasa khususnya kebutuhan sehari-hari masyarakat juga terhambat dan berpotensi melumpuhkan sektor konsumsi dan distribusi,” ungkapnya.
Selain itu, asap mengakibatkan potensi produksi hilang sebesar 12 ribu barel per hari. Kabut asap juga mempengaruhi kegiatan operasi pada wilayah kerja Malacca Strait yang dioperasikan oleh EMP Malacca Strait dengan kehilangan potensi produksi sebesarsekitar 7 ribu barel per hari (BOPD kumulatif).
“Terganggunya produksi sumur minyak ini tentunya berpotensi menganggu produksi minyak secara nasional yang saat ini terus menurun,” papar dia.
Karena itu, Firmanzah memahami, jika Presiden SBY secara tegas terus memantau secara langsung penanganan bencana asap di Riau dan mendorong kerjasama Pemerintah Pusat, Pemda dan BNPB untuk mencegah dan menanggulangi resiko bencana asap agar ekonomi rakyat tidak terganggu.
“Bencana asap di Riau perlu segera ditangani secara nyata dan terpadu sehingga bencana asap dapat segera dihentikan karena sangat berpotensi menggerus ekonomi masyarakat. Penanganan bencana asap ini tentunya juga membutuhkan kerjasama masyarakat dan pelaku usaha yang bergerak di sector kehutanan dan perkebunan,” papar Firmanzah. (red/okz)
0 komentar:
Posting Komentar