BENGKALIS, RIAUGREEN.COM - Sidang kasus kekerasan dan pemukulan oleh Kepala Desa (Kades) Titi Akar, Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis, Sukarto yang berujung pendarahan di pelipis mata korban Pelak, hari ini, Selasa (29/10) kembali digelar di Pengadilan Negeri Kabupaten Bengkalis.Aksi Pemukulan yang dilakukan oleh Kades Titi Akar, Sukarto itu diduga terkait persolanan tanah yang dimilik korban (pelak). Kendatipun sempat terjadi cek cok kecil, namun sang aparat desa tersebut langsung melakukan pemukulan terhadap korban.
Akibat pemukulan itu, korban mengalami pendarahan akibat pemukulan sang kades yang mendarat tepat di peliplis kanan mata korban (plak). Tidak terima dengan perlakuan seperti itu, korban pun langsung melaporkan kejadian itu ke Polsek Batu Panjang Kecamatan Rupat. Laporan diterima, dirinya pun melakukan visum.
Dalam persidangan ke dua, digelar pada hari kamis (24/10) lalu, selain terdakwa kades Titi Akar, Sukarto. Juga menghadirkan tiga orang saksi diantaranya Abin yang tidak lain merupakan petugas keamanan kantor desa.saat Dihadapan hakim sidang, dia mengakui bahwa dirinya berada di tempat kejadian peristiwa.
"Dari tempat saya jaga jarak antara ruangan kepala desa sekitar sekitar dua meter saja. Pada saat itu tidak lebih sekitar lima menit, saya mendengar benturan seperti hentakan meja, dan sayapun langsung masuk keruang kades,” aku Abin dihadapan majlis hakim kala itu.
Melihat adanya pertengkaran itu, lanjut Abin. Dirinya berupaya melakukan peleraian antar sang kades terhadap korban yang tidak lain masih ada hubungan saudara. “Sayapun melakukan menangkap bagian tubuh terhadap pelak, tepat di bahagian pinggannya. Dan saat itupun saya sempat bertanya kepada sang kades dan diapun menjawab dengan “bagai manalah, orang lagi emosi” jawab sang kades,” beber Abin saat dalam persidangan.
Sementara itu, korban Pelak (51) dalam persidangan dirinya mengaku akibat pemukulan itu dirinyapun terus berlari keluar untuk menyelamatkan dan menghindari pemukulan sang kades yang sedang emosi.
“Kedatangan saya saat itu memenuhi panggilan sang kades, akan tetapi ketika saya di ruangan kades langsung menghentakkan meja,kemudian memusingkan cincin kirinya,terus memukul saya sebanyak 3 kali menggunakan tangan kirinya,"ungkap Pelak saat di depan majlis hakim.
Kata Pelak lagi,gak tahan dengan pemukulan yang dilakukan oleh terdakwa Sukarto,pelak berlari keluar,setelah lari ke luar,lalu berjumpa Saad dan membawa saya ke puskemas,setelah dari puskesmas,saya langsung membuat laporan ke kapolsek batu panjang.
"Sertepikat tanah saya di pegan oleh Sukarto,sedangkan tanah milik saya mau di gadaikan kepada temannya."Kata Pelak
Didepan majelis hakim kades Sukarto membantah soal ada unsur pemukulan tersebut,"saya merasa tidak ada memukul meja,kursi warna merah bukan warna biru,saya tidak ada memukul Pelak,"terang kades saat dalam persidangan.
Saksi ke dua Pelak yaitu Winarto,dengan mengatakan,"dia ada melihat dari luar jendela sekitar 4 meter dari luar,dan melihat juga kades pada saat itu memakai baju merah."Ungkap winarto saat jadi saksi
Ada bantahan lagi dari kades sukarto menerangkan,sedangkan jendela tersebut tidak memakai gorden,dan sedang tertutup.'Bantah karto lagi.
Saat ini kasus pemukulan yang di lakukan Kepala desa (Kades) Sukarto alias Sli bin Anyang ditangani oleh kejari bengkalis melalui Jaksa Penuntut Umum (JPU) Nugroho Wisnu Pujoyono Sh mengatakan,soal pemukulan yang di lakukan kades (Sukarto) dikenakan pasal 351 ayat (1) Jo 352 KUHP dengan penganiayaan ringan.
Sementara, saat di temui sejumlah wartawan Humas ( PN) Jhonson Prancis SH.MH Senin (28/10) diruang kerjanya membenarkan penundaan sidang kasus pemukulan oleh Kades Sukarto tersebut. “Sidang lanjutan akan digelar pada selasa (29/10) besok (hari ini,red) sekira pukul 09.00 Wib,” kata Jhonson. (Asr)
0 komentar:
Posting Komentar