PEKANBARU, RIAUGREEN.COM - Warga Kota Pekanbaru, resah dengan menjamurnya panji pijat di kotanya. Mereka berharap petugas Satpol PP menutup lokasi panti pijat yang diduga menjadi tempat melepas syahwat tersebut.
"Keberadaan panti pijat bukan untuk kebugaran melainkan sebagai tempat maksiat, ini tidak sesuai dengan moto Pekanbaru sebagai kota yang madani," kata Muhammad Jawahir (46) warga Jalan Sampurna, Kelurahan Tampan, Kecamatan Payung Sekaki di Pekanbaru, Jumat (6/9/2013).
Menurutnya, panti pijat belakangan tumbuh subur di Pekanbaru dengan dalih kebugaran. Namun, saat berada di dalam kamar, para pemijat menawarkan pijat plus plus kepada pelanggannya.
"Kecuali panti pijat tuna netra yang tidak ditutup karena telah mendapatkan sertifikat dari pihak Dinas Sosial setempat," katanya seperti dilansir Antara.
Hal senada juga diungkapkan Kasnirwan (39) warga jalan Kayangan, Kelurahan Limbungan Baru, Kecamatan Rumbai Pesisir dan Mahmud (48) warga Kelurahan Rejosari, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru.
Pihaknya mendukung pernyataan Ketua DPD Hizbut Tahrir Indonesia wilayah Riau, Muhammadun agar Wali Kota Pekanbaru, Firdaus MT untuk menutup panti pijat di wilayahnya. Pihaknya juga mendukung gerakan DPW Front Pembela Islam (FPI) Pekanbaru yang mendesak pemerintah setempat menutup panti pijat.(antara)
0 komentar:
Posting Komentar