Foto : katakabar |
Menurut Camat Keritang, Indragiri Hilir, Ahmad Ramani, korban meninggal ketiga adalah Zakaria (40), warga Desa Pancur.
“Kondisi korban juga sangat mengenaskan, tangan kanannya terputus dan ada luka bacok dibagian kepalanya. Kini korban telah dibawa ke puskesmas terdekat untuk dilakukan visum,” kata Ahmad, Minggu (7/4/13).
Dikutip dari detikcom, Meski motif pembunuhan belum diketahui, Ahmad menduga ini masih terkait soal sengketa lahan antara PT Dulta Palma dengan masyarakat desa.
Sengketa lahan ini sebenarnya sudah berlangsung sejak tahun 2008 silam. Saat itu pihak perusahaan mendapatkan izin perkebunan sawit dari Pemda Indragiri Hulu (Inhu).
Hanya saja dalam perizinan itu, batas wilayah yang diberikan masuk ke areal perkebunan masyarakat yang berada di Kabupaten Indragiri Hilir. Tidak jelasnya tapal batas inilah pemicu konflik yang telah merenggut 3 nyawa.
Dua orang merupakan satpam perusahaan yang dikeroyok massa dan satu orang dari warga desa.
“Lokasi ditemukannya jasad Zakaria ini jaraknya memang 1 km dari lokasi dua korban karyawan. Namun kita menduga hal ini masih ada keterkaitan dengan sengketa lahan itu sendiri,” katanya.
Zakaria diperkirakan juga dibunuh pada Sabtu (6/4) siang kemarin. Ini bersamaan dengan tewasnya dua karyawan PT Dulta Palma yakni Andi Rusdi dan Andi Matak yang dikeroyok massa. Keduanya juga tewas mengenaskan dengan sekujur tubuhnya penuh luka bacokan.
Masyarakat setempat meminta Pemprov Riau untuk segera menentukan tapal batas kedua kabupaten yang bertetangga tersebut yakni Inhu dan Inhil. Sebab, bila Pemprov Riau tidak segera menentukannya, hal ini akan terus menjadi pemicu konflik antara warga dengan pihak perusahaan.
“Harapan kita, Pemprov Riau segera terjun ke lokasi untuk melihat kondisi yang sebenarnya soal tapal batas. Bila tidak segera dituntaskan, maka akan selalu menjadi akar permasalahan,” ujar Ahmad. (*)
0 komentar:
Posting Komentar