Terkait Film “Innocent of Muslims” Rusia Siap Blokir Layanan YouTube
Kamis, September 20, 2012
MOSKOW – Kasus pemuatan video kontroversial “Innocent of Muslims” berbuntut panjang. Untuk mencegah aksi kekerasan yang dari penayangan video tersebut, pemerintah Rusia pun membuat peraturan baru.
Seperti dilansir Okezone .com, Di bawah undang-undang baru, bagi penyedia layanan internet yang memuat konten yang dilarang di Rusia akan dimasukan pada daftar khusus, dan setelah itu, penyedia layanan internet akan memiliki waktu satu hari untuk memblokir akses ke situs tersebut.
"Karena video ini, YouTube bisa diblok di Rusia. Siapapun yang melanggar hukum harus ditindak," tulis Menteri Komunikasi Nikolai Nikiforov melalui akun Twitter-nya. Demikian dilansir dari Reuters, Kamis (20/9/2012).
Seperti diketahui sebelumnya Google Inc, pemilik YouTube menolak permintaan Gedung Putih untuk menghapus video kontroversial itu, namun perusahaan tak mengubris permintaan pemerintah AS dan hanya memblokir video tersebut di sejumlah negara termasuk, Mesir, Libya dan Indonesia.
"Jika mereka mematuhi keputusan pengadilan dan menghapus video (Innocent of Muslims) tidak ada yang mengharuskan untuk memblokir situs YouTube. Namun apakah kita harus menunggu hingga kekerasan datang kesini," kata anggota parlemen Ruslan Gattarov dari pro-Kremlin United Rusia.
Sementara itu, kantor Google Moskow telah menerima peringatan jaksa dan mengatakan bahwa hal tersebut ditangani oleh kantor pusat Google. Sebelumnya, Rusia juga pernah memblokir layanan Google.
Beberapa tokoh politisi yang memiliki pengaruh di Rusia termasuk Deputi Perdana Menteri Igor Sechin menyalahkan layanan mesin pencarian karena mecampur aduk perbedaan pendapat di negara-negara berkembang termasuk Rusia. Pihak keamanan domestik di Rusia pun mengatakan, menggunakan Gmail, Hotmail, dan Skype yang tidak terkendali dapat mengancam keamanan nasional.
Selain itu, pembuatan aturan baru ini ternyata tidak semata-mata untuk merespon dari dimuatnya video kontroversial di YouTube. Kelompok oposisi anti-Kremlin yang membangkang pemerintahan Presiden Vladimir Putin selama 12 tahun, akhir-akhir ini gencar menggunakan layanan internet untuk mengerahkan sejumlah masa untuk melakukan demonstrasi dan menyebarkan pesan mereka.
Mereka pun berpendapat bahwa aturan baru ini akan mengedurkan pemabangkangan yang dilakukan kelompok oposisi terhadap pemerintaja Vladimir Putin. (*)
0 komentar:
Posting Komentar