"Untuk itu, saya berharap semua Stakeholder serta Pimpinan SKPD supaya untuk melaksanakan pendekatan Pragmatis kepada Masyarakat melalui sosialisasi yang berkelanjutan agar masyarakat mau berperilaku hidup bersih dan sehat," harap orang nomor satu Kabupaten Bengkalis ini.
Sementara, pengolahan sampah perlu dilakukan secara Komprehensif dan terpadu sebagai upaya mengurangi Volume sampah yang ada. Masyarakat mulai dari hulu (sampah rumah tangga) dan hilir (tempat pembuangan sampah)harus bekerja sama dan Komitmen untuk menciptakan suasana bersih.
"Sudah saatnya, kita harus memilah dan mengolah sampah secara baik. Karena seiring perkembangan waktu dan pertambahan pendudukan berdampak pada peningkatan Volume, jenis dan Karakteristik sampah yang dihasilkan," ungkap Herliyan Saleh.
Oleh karena itu, kita harus memberikan pemahaman mengenai pentingnya pengolahan sampah agar sampah tidak menimbulkan dampak yang Negatif terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat. Dengan melakukan pemilahan sampah dan mengolahnya menjadi pupuk atau mendaur ulang sampah plastik bisa menjadi peluang usaha.
"Saya juga berharap dengan malakukan pengelolaan sampah dengan baik yang berbasis pengelolaan lingkungan hidup akan menjadikan kota bengkalis lebih, bersih, indah dan nyaman,"terangnya lagi.
Dalam upaya membangkitkan kesadaran kebersihan, kita juga telah membuat bank sampah berseri yang berada, seperti di Jalan Rumbia. Bahkan di sejumlah Sekolah sudah memiliki Bank sampah, yakni Bank sampah SDN I Bengkalis, Bank sampah SMAN 2 Bengkalis. Jika selama ini masyarakat hanya mengenal menabung uang di Bank, mulai saat ini mari biasanya menabung sampah di Bank sampah.
Selain itu, hakekat dari keberadaan Bank sampah ini, diharapkan sejak usia dini Masyarakat sudah mulai membiasakan untuk memilah-milah sampah. Pelajar sejak di rumah dianjurkan untuk memilih sampah Organik dan Unorganik bertujuan.
"Kemudian sampah-sampah yang ada di rumah tangga, bisa dibawa ke Bank sampah di sekolah-sekolah untuk dimasukan. seperti sampah yang bernilai ekonomis, seperti botol, plastik, besi, kertas surat kabar. Begitu juga dengan sampah Organik, para pelajar harus mulai dibiasakan untuk membuat Kompos," ungkapnya.
Disamping itu, terhadap sampah yang bernilai Ekonomi, Dinas Pasar dan Kebersihan, akan mengambil untuk dibeli sampah dari Bank sampah Sekolah. Selanjutnya sampah Ekonomis tersebut dijual pada pengumpul dan uangnya dimasukan ke rekening sekolah. Namun uang dari hasil penjualan sampah tersebut baru bisa diambil 4 kali dalam setahun.
"Kedepan saya berharap, setelah ini akan tumbuh bank-bank sampah di sekolah dan Instansi. Mengingat, salah satu penilaian Piala Adipura adalah, tersedianya Bank-Bank sampah. Perlu diketahui bersama bahwa pada bulan september ini, Tim Adipura akan datang ke Bengkalis untuk melakukan penilaian kembali," tutupnya. (RN)
0 komentar:
Posting Komentar