Asisten III Hardi Salioso menyerahkan secara simbolis Kartu KKN kepada Mahasiswa STAI Al-Kautsar Bengkalis |
KKN STAI angkatan ke-20 ini terdiri dari dua jurusan, Pendidikan Agama Islam (PAI) 155 orang dan Tadris Bahasa Inggris (TBI) 58 orang. Tersebar 30 Desa di 5 kecamatan yaitu Kecamatan Bengkalis, Bantan, Bukit Batu, Rupat dan Rupat Utara serta akan menempuh proses pratek lapangan selama 45 hari.
Dalam acara pelepasan tersebut, dihadiri Pembantu Ketua (Puket) I H. A. Rahman. D, Koordinator KKN Muhajir Darwis, para dosen, staf dan mahasiswa/i STAI Al-Kautsar Bengkalis. Pelepasan ditandai dengan penyerahan kartu peserta KKN secara simbolis. Disela-sela kegiatan turut diserahkan cenderamata yang diwakili Puket I, H. A Rahman D kepada Asisten III.
Disamping itu, dalam pidatonya Bupati yang disampaikan Asisten III Hardi Salioso, saya mendukung Program kuliah kerja nyata (KKN) terpadu angkatan xx tahun akademik 2013-2014 Stai Al-Kautsar Bengkalis. Melalui kegiatan KKN terpadu ini, akan membuka wawasan dan pengalamanan para mahasiswa.
Program KKN Stai Al-kautsar Bengkalis sinerji dengan program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan pemerintah daerah. Sasaran strategisnya adalah meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat dan meningkatnya akses dan mutu pelayanan pendidikan bagi masyarakat.
Disamping itu, kegiatan KKN merupakan media untuk membangun kemitraan antara lembaga perguruan tinggi dengan masyarakat dan sekaligus dapat dijadikan sebagai ajang promosi perguruan tinggi yang bersangkutan.
"Sebagai mahasiswa, merupakan agentof change dan motivator melalui ide-ide yang cemerlang diharapkan dapat mendorong perubahan positif masyarakat melalui perubahan pola pikir, perubahan pola tindak masyarakat yang santun dan penuh kearifan untuk dapat berpartisipasi dalam pembangunan.
Sebagai calon pemimpin bangsa dimasa depan harus memiliki karakter dan budi pekerti yang baik selain memiliki kemampuan akademik dibidangnya masing-masing," kata Asisten III Hardi Salioso.
Disampaikan Asisten III lagi, selama di lapangan, adik-adik mahasiswa dituntut untuk menjadi motivator dalam berbagai kegiatan, sekaligus menjadi peran dalam membina semangat Gotong Royong (Goro) di masyarakat, sehingga bisa menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam berbagai Program pembangunan. Pendekatan Sistemik kepada para tokoh dan pemuka setempat, lebih kreatif dan inovatif, untuk tidak terjadinya stagnasi dan keadaan yang statis.
"Dengan adanya KKN ini, masyarakat di desa-desa bisa mengetahui akan kemajuan dunia pendidikan atau ilmu pengetahuhan, juga bisa belajar bagaimana membangun desa agar dapat berman-faat bagi kehidupan masyarakat kampung itu sendiri. Saya juga mengimbau agar mahasiswa yang melaksanakan KKN, saat ini untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan potensi yang ada di desa, sehingga masyarakat merasa dilibatkan," himbaunya. (RN/adv)
0 komentar:
Posting Komentar