Ilustrasi |
Pelatih yang sudah mengabdi sejak Desember 2012 silam atau pasca Pekan Olahraga Nasional (PON) Riau lalu sampai sekarang itu, memang cukup memprihatinkan. Membina calon atlet mulai Nol hingga menyiapkan 13 atlet yang siap berkompetisi dilevel nasional itu, harus rela mencari penghasilan sampingan sebagai pelatih Anggar di salah satu sekolah di Kecamatan Bantan.
"Saya hanya terikat SK dari Pengurus Layar Riau saja, tidak ada kontrak. Untuk melatih disini saya dibayar berdasarkan saya bekerja, jika tidak ya tidak ada penghasilan, kalau dihitung-hitung sebulan Rp3 juta kotor. Dua bulan lalu saya tidak melatih karena saya pulang kampung, dan saya kembali kemari untuk menanyakan nasib saya ini," tuturnya kepada RiauGreen.com, Rabu (29/1/14).
Agung juga mengakui, informasi yang diterimanya dari Pengprov Layar Riau, bahwa Pengurus sudah tidak sanggup lagi untuk membiayai kegiatanm pelatihan dan pembinaan atlet Layar dengan alasan keterbatasan anggaran.
"Oleh karena itu saya ingin kejelasan. Saya siap mundur kalau memang tidak diperlukan lagi untuk melatih atlet Layar untuk Riau ini. Saya masih ada beban dan tanggungjawab terhadap anak binaan saya dengan adanya SK itu. Harapan saya kedepannya tidak ada yang dirugikan," kata mantan Atlit Layar Jatim, yang nekat menempuh perjalanan dari Surabaya ke Bengkalis dengan sepeda motor ini.
Informasi tambahan, selama pembinaan Agung ini, sedikitnya telah berhasil membina atlet Riau siap mengikuti even level nasional diantaranya, 5 atlet Layar Klas Selancar Angin (Misral 1 orang), (Techno 2 orang), dan (RSX 2 orang), kemudian Optimis Klas 8 orang.
Saat ini, juga dilakukan penjaringan atau seleksi atlet layar usia dini untuk Selancar Angin dicari 3 orang, dan Optimis 5 orang. Pemusatan pelatihan dan pembinaan atlet Riau ini dilakukan di Venue Layar Pantai Indah Selatbaru, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis. (asr)
0 komentar:
Posting Komentar