Finalis Syahril Qur'an |
Kelima cabang tersebut, cabang tilawah remaja putri atas nama Femty Nanda Putri, 1 juz putri atas nama Yunikartika, syarhil quran atas nama Muhammad Ilham, Khomariah dan Syamratul Affida, cabang M2IQ putra atas Muhammad Ashubli dan cabang khottil quran hiasan mushaf atas nama Satria Effendi.
Beberapa cabang handalan yang ditargetkan menjadi lumbung kemenangan, ternyata meleset dari target, karena tidak lolos pada babak final. Yakni cabang tahfiz 5 juz tilawah putra atas nama M Dalimanul Hakim dan Musabaqah Menulis Ilmiah Quran (M2IQ) putri atas nama Mardiana dan cabang tilawah dewasa putri atas nama Yossi Okta Putri.
Saat pengumuman Dalimanul Hakim sempat menangis, karena tidak menduga dirinya bakal tersingkir dari perlombaan dan tidak bisa meneruskan ke babak selanjutnya. Ayahnya yang setiap tampil setia mendampingi memberikan motivasi kepada anaknya, agar tetap tegar menerima kenyataan ini. “Waktu diumumkan dia sempat nangis,” ungkap ayah Dalimanul Hakim, seperti dikutip Seksi Publikasi dan Dokumentasi Kafilah Bengkalis, Adi Sutrisno.
Menurut ayah Dalimanul Hakim, tidak lolosnya cabang tahfiz 5 juz tilawah karena saat tampil suara Dalimanul Hakim parau. Mengingat saat ini putra dari desa Kembung Luar Kecamatan Bantan ini baru memasuki masa puber, sehingga berpengaruh pada suara.
Seperti diketahui, Dalimanul Hakim pernah menjadi juara pad tahfiz 1 juz tilawah pada MTQ tingkat Provinsi Riau tahun lalu.
Namun seiring bertambahnya usia, Hakim dipercayakan untuk cabang 5 juz. “Sebenarnya pada saat tampil terutama pada hafalan, Hakim bisa melanjutkan pertanyaan dewan hakim. Namun dari aspek tilawahnya, Hakim kurang maksimal karena suaranya parau,” ujar Adi.
Saat perlombaan cabang Syarhil Quran,Muhammad Ilham selaku pensyarah, Khomariah (qori’ah) dan Syamratul Affida (sari tilawah) tampil memukau. Pada saat tampil di babak penyisihan, Ilham cs membawakan judul “Pemuda dan Pembangunan Masa Depan Bangsa”.
Tampil pada urutan ketiga, Ilham cs memaparkan tentang pemuda sebagai lambang keberanian. Karena p emuda memainkan peranan yang jitu dan potensi serta energi yang besar. Dia juga mengutip pernyataan presiden pertama, Soekarno, “Berikan aku 1.000 tua niscaya ku cabut semeru dari akarnya. Dan berikan aku 1 pemuda niscaya ku goncang dunia.”
Sedangkan pada babak final, Ilham cs membawa materi berjudul “Merekat Ulang Persatuan dan Kesatuan Bangsa.” Pada babak final ini, perlombaan syahril quran dipusatkan di Gedung Daerah Pasir Pangairan, ketiga anak watan kecamatan Bantan ini, tampil pada urutan kedua dengan penuh bercaya diri. Bahkan lebih menariknya, penampilan mereka disaksikan langsung oleh Prof, Syamsunizar.
Sementara itu, pada cabang M2IQ di Gedung Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Rokan Hulu, Muhammad Ashubli mempresentasikan tulisannya berjudul “Multikulturalisme Dalam Budaya Melayu,”(d'ari/hms)
0 komentar:
Posting Komentar