DUMAI, RIAUGREEN.COM - Kepala Dinas
Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Budparpora) Dumai, Eldar
Afinta mengaku khilaf dan lancang karena telah merancang sosialisasi
wisata malam anti narkoba yang tidak didukung oleh masyarakat.
Kampanye
wisata malam sehat anti narkoba, miras dan seks oleh Wali Kota Dumai
Khairul Anwar ke salah satu pub, pekan lalu, akhirnya berdampak luas dan
menuai kritikan negatif dari berbagai komponen masyarakat.
Menurut
dia, wisata malam merupakan program instansi Budparpora sebagai
terobosan baru dalam pengembangan dunia kepariwisatan Dumai dan
mendukung tercapainya visi misi daerah sebagai kota pelayanan jasa
pelabuhan dan turis.
"Kebetulan wali kota saat itu menerima
kunjungan kolega sejumlah tamu dari Mabes polri dan Kementerian
Informasi dan Komunikasi, maka sekalian saja kita ajak mencanangkan
wisata sehat tanpa narkoba ini langsung ke tempat hiburan malam," kata
Eldar kepada sejumlah wartawan, Kamis.
Namun dari berbagai
tanggapan negatif tersebut, karena dianggap mengkampanyekan kebebasan
dunia gemerlap malam (dugem), pihaknya berjanji akan mengevaluasi dan
mempelajari kembali rencana ini.
Dia menerangkan, awalnya
sosialisasi ini bertujuan untuk mengingatkan kaum penikmat dunia malam
supaya tidak terjerumus dalam pergaulan bebas dan pemakaian obat
terlarang dan menghindari hal yang dapat merusak kesehatan.
Sementara
itu, Kepala Bagian Humas dan Infokom Setdako Dumai Muhammad Wazir
menjelaskan, upaya kampanye wisata malam ini merupakan kegiatan
pemerintah dalam pemberantasan penyakit masyarakat (Pekat) dan perang
terhadap narkoba.
"Sosialisasi wisata malam wali kota ke sebuah
klub malam merupakan wujud keseriusan pemerintah dalam upaya
pemberantasan peredaran narkoba dengan berkampanye langsung di lokasi
yang disinyalir atau berkonotasi tempat peredaran atau pengkonsumsian
barang haram tersebut," kata Wazir.
Seperti dilansir antara, Dengan berada langsung di
lokasi hiburan malam tersebut, wali kota tentunya akan mendapat gambaran
menyeluruh terhadap permasalahan yang terjadi. Selain itu, pemerintah
dapat menentukan agenda selanjutnya untuk menseriuskan perang terhadap
narkoba di daerah ini.
Namun, supaya keberadaan hiburan malam
tidak merusak tatanan kehidupan bermasyarakat, maka pemerintah merespon
dengan mengembalikan ke fungsi semula, yaitu hiburan malam yang sehat
tanpa narkoba, minuman keras dan prostitusi.
"Meski sosialisasi
wisata malam ini ditentang kalangan mahasiswa Islam dan elemen
masyarakat lainnya, pemerintah sangat mengapresiasi sepanjang kritikan
tersebut untuk membangun dan kebaikan semua," katanya.
Ia
menegaskan, perlu dipahami seluruh lapisan masyarakat bahwa Walikota
tidak melegalkan maksiat di Kota Dumai, namun bahkan sangat perhatian
terhadap pemberantasan pekat dengan adanya agenda-agenda razia yang
difokuskan di sejumlah tempat lokalisasi diduga prostitusi. (*)
0 komentar:
Posting Komentar