Aburizal Bakrie di landasan helipad pribadi milik Prabowo di desa Bojongkoneng, Hambalang, Bogor |
Publik pantas heran mengapa rencana koalisi Prabowo-ARB batal. Tentu ada hal luar biasa yang menyebabkan hal itu bisa terjadi. Yang paling menanggung malu sepertinya adalah ARB.
Kesediaannya menjadi cawapres Prabowo saja tak kesampaian. Kedatangannya ke Hambalang menemui Prabowo karena mantan Danjen Kopassus itu awalnya sumringah dan setuju jika berduet dengan ARB.
Lalu apa penyebabnya? Informasi yang diperoleh, Prabowo dan Gerindra memilih tidak meneruskan koalisi itu karena ada warning dari SBY, yang dengan cepat memberikan sinyal “veto” dan ditangkap oleh Prabowo.
Sinyal tak setujunya SBY itu tertuang lewat pesan politik kepada Prabowo melalui wawancara khusus oleh Suara Demokrat yang ditayangkan melalui Youtube, dimana SBY secara lugas menyebut ada janji capres berbahaya, terkait nasionalisasi dan lainnya. Pesan marah itu jelas diarahkan kepada Prabowo.
Tak perlu menunggu lama, sinyal politik SBY langsung diamini Prabowo dengan makin mensukseskan rencana duet Prabowo-Hatta dan membatalkan rencana koalisi dengan ARB dan Golkar.
ARB dan Golkar yang bingung. Malu!! Pasalnya, mau jadi cawapres saja kesempatannya hilang, di sisi lain mau masuk ke kubu Jokowi tidak mungkin, karena ia pernah sendiri pinangan Jokowi pada 9 April 2014 lalu. Lalu kenapa Prabowo mematuhi sinyal SBY? Silakan dianalisa sendiri. (red/j3)
0 komentar:
Posting Komentar