BENGKALIS, RIAUGREEN.COM - Untuk mencarikan solusi dan jalan tengah terbaik bagi kondisi ketenagakerjaan di Sungai Pakning, Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Bukit Batu, Sabtu (17/5) malam menjemput secara adat managemen Pertamina RU II SPK dan pengurus Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) Kecamatan Bukit Batu untuk bermusyawarah dalam memperoleh mufakat, seputar persoalan-persoalan yang dihadapi terkait operasional Pertamina di Pakning
Pertemuan jemputan adat tersebut dipusatkan di secretariat LAMR Bukit Batu Jl. Jendral Sudirman Sungai Selari, turut hadir Ketua Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAMR Nasirwan dan anggota, ketua harian LAMR Bukit Batu Moeslim Rozali dan puluhan pengurus inti, Anggota DPRD Bengkalis Azmi R Fatwa, Manager Pertamina RU II Sugeng dan jajarannya, Ketua SBSI Bukit Batu Syaiful Bahri dan jajarannya
Dalam pertemuan tersebut LAMR Bukit Batu berupaya menengahi persoalan dan perselisihan yang terjadi antara pihak managemen Pertamina RU II Sungai Pakning dengan SBSI Bukit Batu.
“Karena LAMR merupakan induk organisasi yang dituakan di daerah kita ini, maka kita mencoba untuk mencarikan jalan tengah yang sesuai dengan norma-norma dan cara orang melayu dalam menyelesaikan masalah,” ujar Ketua LAMR Bukit Batu Moeslim Rozali mengawali pertemuan tersebut.
Dikatakan Muslim bahwa LAMR memahami keinginan SBSI yang mengharapkan peningkatan kesejahteraan bagi anggota nya yang bekerja sebagai tenaga out Sourching Labor Supply (LS) di Pertamina Sungai Pakning, dan disisi lain managemen Pertamina akan mengakomodir selagi tuntutan merupakan kebijakan managemen di Sungai Pakning, namun persoalan-persoalan yang merupakan kewenangan direksi atau pun managemen yang lebih tinggi tentu saja tidak bisa diputuskan di Sungai Pakning melainkan Pertamina Dumai ataupun jajaran direksi di Jakarta.
Sementara itu anggota DPRD Bengkalis Azmi R Fatwa dalam kesempatan itu menyampaikan pandangannya bahwa semua pihak diharapkan mencarikan win-win solution tanpa merasa benar sendiri.
“Kita tidak memihak kepada salah satu pihak baik pertamina maupun SBSI barangkali bisa bersikap bertolak angsur dalam artian mencarikan solusi yang tidak merugikan pihak manapun, misalnya SBSI mengurangi satu tuntutan dan pertamina memenuhi tuntutan yang bisa diputuskan oleh managemen di Sungai Pakning, dan untuk SBSI saya sarankan untuk tidak bersikap terhadap satu tuntutan sebagai harga mati, karena jika sudah menganggap harga mati maka tidak perlu lagi kita musyawarah memperoleh mufakat, kita di Sungai Pakning ini semestinya harus tau cara membuat orang betah berinvestasi di daerah kita demi terbukanya lapangan kerja, sebaliknya jangan membuat orang menutup peluang kerja bagi masyarakat kita,” pesan Azmi memberi pandangan.
Pembicaraa juga menyinggung soal rekuritmen karyawan dan juga insiden pengusiran karyawan baru oleh SBSI, terkait hal tersebut LAMR meminta agar ke depan rekruitmen pekerja supaya lebih transparan, namun demikian LAMR juga tidak setuju atas pengusiran karyawan baru yang dilakukan SBSI Bukit Batu beberapa waktu yang lalu
“Ke depan kita berharap Pertamina bersikap transparan untuk rekruitmen kerja ini, namun terkait pengusiran 6 orang karyawan baru oleh anggota SBSI beberapa waktu lalu kita tidak sepaham dan tak setuju dengan hal itu, karena tidak sesuai dengan norma-norma melayu,” kesal Muslim Rozali
Sementara itu Manager Pertamina RU II Sungai Pakning, Sugeng menyatakan bahwa selama dirinya memimpin Pertamina Sungai Pakning sudah 19 item tuntutan SBSI Bukit Batu yang diakomodir oleh perusahaan
“Ya pada prinsipnya kita juga menginginka seluruh pekerja sejahtera termasuk tenaga LS, untuk itu berbagai upaya maksimal sudah kita lakukan, beberapa tuntutan sudah kita penuhi, namun tuntutan yang sifatnya lebih tinggi seperti merubah tenaga out sourching menjadi tenaga tetap tentu diputuskan oleh direksi dan menunggu hasil kesepatan Panja DPR RI dan itu sifatnya nasional, kita juga menyambut baik musyawarah yang digelar LAMR ini dan mudah-mudahan silaturrahmi terus terjalin dan bisa kita carikan solusi terbaik secara bertahap dan sesuai aturan,” ujar Sugeng.
Sementara itu ketua SBSI Bukit Batu, Syaiful Bahri mengatakan bahwa pihaknya tidak bisa memutuskan kesepakatan pada kesempatan tersebut melainkan akan melakukan pembahasan terlebih dahulu dengan pengurus dan anggota SBSI.
“Kami dari SBSI tidak bisa memutuskan kesepakatan pada kesempatan ini, melainkan harus berembuk dan mengadakan pertemuan dulu dengan pengurus dan anggota SBSI,” kata Syaiful.
Meskipun tidak menghasilkan kesepakatan terutama mengenai pengusiran karyawan baru beberapa waktu lalu, namun LAMR dan Pertamina Sungai Pakning akan mencarikan solusi terbaik untuk keberlangsungan operasional Pertamina RU II yang notabene perusahaan milik Negara. (red)
0 komentar:
Posting Komentar