Korban pengeroyakan oleh mafia tanah |
“Hanya kuasa Tuhan yang masih menyelamatkan nyawa saya. Bayangkan, puluhan preman yang dikerahkan menyerang membabi buta hingga saya tak sadarkan diri,” ujar J. Sinurat, Wakil Ketua Forum Perjuangan Masyarakat Perbatasan (Forum Permatapas) Kota Dumai, kemarin.
Dirinya baru sadar ketika di dalam speed boad saat berada di tengah laut. Warga Batu Teritip lainnya berhasil menyelamatkannya saat mengetahui kejadian dan melarikannya menuju Kota Dumai untuk mendapatkan perawatan di Rumah Sakit.
Menurutnya, oknum-oknum mafia tersebut memang menargetkan akan menghilangkan nyawa warga Batu Teritip, terutama yang aktif di Forum Permatapas. Hal itu untuk membuat warga takut dan agar tidak berani lagi menentang upaya pencaplokan lahan yang berada di wilayah Dumai.
Sinurat menegaskan, peristiwa penyerangan warga luar Dumai yang dikerahkan oknum mafia tanah yang berlindung di balik mafia-mafia lainnya itu memang sudah menjadi kekhawatiran warga perbatasan sejak beberapa kali konflik berdarah terjadi.
Pasalnya, tindakan teror, intimidasi, penyerangan, memfitnah, dan kriminalisasi telah dilakukan oknum mafia terhadap warga Dumai yang berada di perbatasan. Tujuanya hanya satu adalah untuk membuat warga meninggalkan lahannya di daerah perbatasan tersebut.
“Jauh-jauh hari persoalan tersebut sudah dilaporkan ke pihak aparat kepolisian dan pemerintahan, tapi kelihatannya kurang mendapatkan tanggapan, hingga terjadilah tindakan aksi penyerangan dan pengerorokan untuk ke sekian kalinya,” ujarnya.
Bahkan, kata Sinurat, warga sudah mengajukan permohonan kepada Kapolres Dumai untuk menempatkan personil di Pos Polisi yang telah dibangun menggunakan dana APBD Dumai tahun 2013 lalu di RT 09 Sungai Sepit, Kelurahan Batu Tertip. Namun, hingga kejadian terakhir tersebut, Pos Pol tersebut masih dibiarkan kosong.
Dia menambahkan, oknum-oknum mafia tak senang dengan dirinya bersama aktifis Forum Permatapas. Sebab, pihaknya Forum selalu mensosialisasikan kepada warga dan kepada pihak-pihak yang membeli tanah agar berhati-hati. Sebab, oknum mafia tanah dengan mudahnya menjual tanah, tanpa mengikuti aturan hukum yang berlaku.
“Kami selalu mensosialisasikan agar membeli lahan sesuai dengan prosedur dan ketentuan perundang-undangan. Karena itulah, mafia tanah tak menyukainya. Sebab, mereka telah banyak menjual tanah atau lahan tanpa prosedur yang benar,” kata dia.
Sinurat berharap kepada aparat hukum, baik kepolisian maupun TNI agar benar-benar menurunkan tim intelijennya untuk mendapatkan informasi yang benar tentang kondisi di wilayah perbatasan. Hal itu agar bisa menumpas oknum mafia yang selalu meneror, mengintimidasi, menyerang, memfitnah, dan mengkriminalisasi warga Dumai yang berada di perbatasan Dumai-Rokan Hilir.(red/dz)
0 komentar:
Posting Komentar