Penekanan tombol sirene oleh Bupati Bengkalis |
Untuk peserta dari 9 Desa sedangkan 14 dari Desa pemekaran pada tahun ini masih bergabung dengan Desa induk.
Pembukaan MTQ Kecamatan Bantan itu, juga dihadiri Sekda Kabupaten Bengkalis H. Burhanuddin, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) H. Jumari, Camat Bantan Nazly, Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur'an (LPTQ) Kabupaten Bengkalis H. Arianto, anggota DPRD Dapil Bengkalis Bantan Sofyan, serta sejumlah SKPD lingkup pemerintah Bengkalis.
"Pelaksanaan musabaqah tilawatil qur’an (MTQ) bukan sekedar memperlihatkan keterampilan qori dan qoriah dalam melantunkan keindahan ayat–ayat suci al-qur’an, namun sebagai syiar tentang kebenaran nilai-nilai yang terkandung dalam al quran," kata Bupati Bengkalis dalam sambutannya.
Selain itu, Musabaqah Tilawatil Qur'an di tingkat kecamatan bantan kali ini, selain merupakan kegiatan rutin tahunan, juga sebagai ajang pemanasan bagi panitia penyelenggara maupun peserta. Mengingat kecamatan Bantan dipercaya menjadi tuan rumah perhelatan musabaqah tilawatil qur'an (MTQ) tingkat kabupaten Bengkalis tahun 2014.
"Saya berharapkan, manfaatkanlah kesempatan ini yang memberikan terbaik demi kesuksesan acara yang penuh nilai-nilai agamis ini," harap Herliyan Saleh.
Al-qur’an memberi tuntunan kepada kita agar membangun kehidupan yang harmonis, saling bertoleransi, hidup dalam kedamaian dan hidup untuk saling mengenal, saling mengasihi, saling memberi maaf dan tidak membenci satu sama lain. Pelaksanaan MTQ bukan semata menjadi ajang untuk berlatih dan bertanding membaca al-qur’an, tapi untuk memahami substansi dari ayat-ayat suci al-qur’an dengan benar.
"Mari kita tetap konsistem menjadikan al-qur’an sebagai pedoman dalam menciptakan tatanan kehidupan yang harmonis, dengan menunjukkan bahwa umat islam yang cinta damai, ramah dan toleran serta membangun kebersamaan mengatasi berbagai persoalan dengan cara-cara islami," ungkap Bupati Herliyan Saleh.
Disisi lain, kata Bupati, segala musibah dan bencana yang kita dalami, hendaknya menjadi sebuah pelajaran berharga sekaligus bahan renungan tentang sejauh mana tingkat ketaqwaan dan keimanan kita. Bisa jadi selama ini umat larut dengan duniawi, sehingga jauh dengan nilai-nilai al quran bahkan sudah jarang membaca al quran.
"Kita sadari, perkembangan teknologi dan globalisasi menyebabkan pergeseran umat islam jauh dengan al quran. Pada zaman dahulu, ketika rumah umat islam hanya diterangi lampu minyak tanah, terdengar lantunan Al quran yang dibacakan oleh anak maupun orang tua. Namun kini, lantunan Al Qur'an nyaris tak terdengar lagi di rumah-rumah umat islam," paparnya
Oleh karena itu, melalui momentum musabaqah tilawatil qur'an ini mari satukan tekad untuk mendekatkan diri dengan al quran, melalui gerakan membaca al quran usai shalat maghrib atau tradisi maghrib mengaji.
"Mari ajak anak-anak kita untuk lebih giat membaca, mempelajari dan mendalami al-qur’an, sehingga akan dapat membentuk pribadi yang santun dan berakhlakul karimah,"tutup Orang Nomor Satu Negeri Junjungan Ini. (hms)
0 komentar:
Posting Komentar