Kebakaran lahan gambut Bengkalis Riau |
Dua wilayah ini menjadi penyumbang kabut asap terbesar dibanding titik api lainnya. Luas lahan terbakar di hutan rawa gambut tersebut mencapai 1.200 hektare. Asap dari biosfer sangat mengganggu aktivitas warga, terutama penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, Riau.
"Kedua tempat ini penyumbang asap paling besar," kata Agus Irianto kepada wartawan di Posko Penanggulangan Asap, Pangkalan Udara Roedmin Nurjadin, Pekanbaru, Senin, 3 Maret 2014.
Cagar Biosfer Giam Siak Kecil merupakan satu dari tujuh cagar biosfer yang ada di Indonesia. Hutan ini terletak di dua wilayah pemerintahan, yaitu Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Siak, Provinsi Riau.
Hutan rawa gambut Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil memiliki luas 84.967 hektare, sementara Suaka Margasatwa Bukit Batu berluas 21.500 hektare. Keduanya merupakan bagian dari ecoregion hutan Sumatera yang dapat tergabung menjadi sebuah kawasan konservasi dengan area inti cagar biosfer seluas 178.722 hektare.
Agus menambahkan, dari pantauan udara, terdapat 25 titik api dari Pelalawan hingga bagian utara Pulau Rupat. Pemadaman bakal dilakukan dengan teknik bom air dari udara dengan mengerahkan dua helikopter water bombing. "Proses pemadaman ini akan dibantu 600 personel gabungan dari Tentara Nasional Indonesia, kepolisian, dan Manggala Agni," katanya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyebutkan satelit Terra dan Aqua memantau 337 titik api tersebar di Riau. Adapun titik api terbanyak masih terdapat di Bengkalis, yakni 121 titik api, Meranti 80 titik api, Indragiri Hilir 55 titik api, Dumai dua titik api, Pelalawan 29 titik api, Rokan Hilir 40 titik api, dan Siak 46 titik api. "Tingkat kepercayaan di atas 70 persen, yakni 140 titik api," kata Kepala BMKG Pekanbaru Sugarin kepada wartawan. (red/tc)
0 komentar:
Posting Komentar