DUMAI, RIAUGREEN.COM- Persoalan air yang menggenangi sejumlah kawasan bukan monopoli Dumai saja, tetapi juga kerap dialami oleh daerah lain. Inti persoalannya terletak pada demografi daerah dan struktur tanah yang kedap air, sehingga tidak gampang untuk mengubah secara cepat pola penanganannya.
Tetapi upaya Pemko Dumai membangun drainase yang lebih besar dipastikan mampu mengatasi persoalan genangan air tersebut secara bertahap. Dan untuk menunggu kapan genangan air itu benar benar tuntas, masyarakat tidak perlu saling menyalahkan, tetapi justru dengan memberikan suport kepada Pemko Dumai.
Demikian rangkuman pendapat dari sejumlah kalangan tokoh masyarakat, pemuda dan instansi Pemko Dumai menanggapi masalah klasik genangan air di Kota Dumai, sebagai bagian dari strategi Pemko Dumai membebaskan daerah ini menjadi daerah bebas genangan air dalam kurun waktu lima tahun ke depan. Isu ini menempati posisi terbesar dari program pembangunan lingkungan hidup masyarakat yang sehat oleh Pemko Dumai.
Ketua Persatuan Keluarga Daerah Pariaman (PKDP) kota Dumai, Muhammad Nasir menilai, kondisi genangan air yang disebabkan oleh hujan dan pasang air laut ini selain dialami kota Dumai, juga banyak terjadi di beberapa kota besar. Dan untuk menanganinya, bukanlah pekerjaan yang gampang tetapi suatu pekerjaan yang berat dan membutuhkan waktu untuk menata menjadi baik. "Karena hal ini terkait dengan posisi letak daerah dan struktur tanahnya," ujar Nasir.
Ia berpendapat, berbagai upaya penataan kawasan yang telah dan tengah dilancarkan pemerintah kota Dumai dibawah kepemimpinan Walikota H Khairul Anwar sejauh ini cukup menggembirakan karena telah memberikan bukti kongkrit dalam mengatasi persoalan genangan air.
Sehingga, menurutnya, sebaiknya masyarakat bersama-sama mendorong dan mendukung program pembangunan penataan kawasan yang dilaksanakan pemerintah kota, bukan malah sebaliknya
"Kita bisa melihat saat ini berbagai upaya nyata tengah dilakukan pemerintah kota Dumai untuk menata dan memperbaiki kondisi infrastruktur yang menyebabkan air tergenang di daratan. Sebagai warga, kita mestinya bersabar dan mendoakan agar langkah pemerintah berhasil dan mampu mengatasi persoalan banjir ini," terang Natsir.
Dia juga mengatakan, sebagai makhluk ciptaan Allah SWT, kehendak Sang Pencipta dan kondisi faktor alam tidak bisa dielakkan oleh siapapun juga, dan oleh karena itu, selain terus berusaha dan mendorong percepatan pembangunan perbaikan infrastruktur daerah, juga harus banyak-banyak memanjatkan doa dan puji syukur agar Dumai kedepannya bisa menjadi lebih baik lagi.
Walikota sebagai kepala daerah ini, sebutnya, merupakan seorang manusia yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu, sebagai masyarakat ada baiknya terus mendoakan agar program rencana mengatasi persoalan banjir dan genangan ini bisa diselesaikan tuntas secepatnya.
Pria paruh baya yang akrab dipanggil Ajo Nasir ini mengungkapkan, kinerja pemerintah selama ini patut diapresiasi karena tidak tinggal diam dalam menyelesaikan persoalan yang telah lama dikeluhkan.
Upaya nyata tersebut, dapat dilihat dari keberhasilan pembangunan belakangan ini, dengan berbagai proyek yang diluncurkan pemerintah, diantaranya, perbaikan sejumlah ruas jalan utama perkotaan dan pembenahan saluran drainase dengan total biaya pemerintah mencapai ratusan miliar rupiah.
"Semua kita tentu saja menginginkan daerah ini menjadi baik dan tidak lagi mengalami musibah genangan air di sejumlah ruas jalan dan permukiman masyarakat, sebab itu, mari bersama-sama kita menunggu tuntasnya pekerjaan pemerintah dan tidak saling menyalahkan satu sama lainnya. Pekerjaan mengurusi suatu daerah tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, karena selain butuh waktu, juga biaya yang tidak sedikit," sebut Nasir.
Mengenai persoalan genangan air yang melanda daerah ini, salah seorang unsur Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau Kota Dumai, Azhar Abdys meminta pemerintah untuk fokus dan konsentrasi menyelesaikan problem ini dengan baik dan tuntas. Sehingga nantinya kota ini akan semakin berkembang pertumbuhan pembangunannya dan kesejahteraan hidup ekonomi masyarakat meningkat.
Azhar yang berprofesi pengusaha ini menilai wajar masyarakat mengeluhkan kondisi air menggenangi ruas jalan dan pemukimannya, namun tidak serta merta juga harus menyalahkan pemerintah dengan menganggap tidak bekerja.
"Warga mengeluh merupakan kritikan membangun untuk pemerintah agar bagaimana kedepannya kota yang dicintai ini lebih baik dan mampu menyelesaikan berbagai persoalan yang dirasakan. Namun tentu saja sukses pembangunan membutuhkan dukungan dan partisipasi masyarakat agar program yang dijalankan berjalan baik dan lancar," kata Azhar.
Disamping itu, ia menilai bahwa dalam beberapa tahun belakangan telah nampak nyata keberhasilan pembangunan daerah, dengan salah satunya ruas jalan utama, lingkungan dan gang tersentuh perbaikan dan dilakukan perbaikan saluran parit yang selama ini tertutup dan tidak mengaliri air.
Atas kinerja itu, pemerintah kota Dumai telah nyata memikirkan kepentingan khalayak ramai, meski belum optimal mengurangi dampak air hujan dan pasang air laut menggenangi. Karena itu ia mengajak pemerintah dan masyarakat untuk saling mendukung dan memberikan kontribusi dalam kemajuan pembangunan.
"Mari kita bersama-sama membangun daerah ini dengan saling mendukung dan membuang jauh dari sifat munafik serta ikut berperan dalam mewujudkan cita-cita pembangunan yang diinginkan semua komponen," ia mengimbau.
Terakhir disebutkannya, kadangkala sebagai masyarakat, perlu menyadari akan pentingnya kebersamaan dan sinergitas untuk membangun daerah ini menjadi semakin baik, salah satu cara dapat dilakukan dengan menggalakkan gotong royong di lingkungan dan tidak membuang sampah di sembarang tempat.
Sertakan Pemuda
Seorang tokoh pemuda Kelurahan Sukajadi, S Amri menambahkan genangan air yang terjadi di beberapa kawasan kota Dumai tidak terlepas dari faktor kondisi struktur tanah yang labil sehingga ketika air menggenangi kawasan tinggian, maka air tersebut akan mencari dataran rendah yang banyak pemukiman masyarakat.
Kendati Dumai memiliki banyak potensi, salah satunya kini telah menjelma menjadi kota pelayanan industri dan pelabuhan, tentu saja ada pengaruh buruk terhadap lingkungan, diantaranya kondisi air laut melimpah dan air menggenangi daratan.
Berbeda jika melihat sejumlah daerah di Indonesia, contohnya Propinsi Sumatera Barat yang memiliki panorama alam indah dan potensi sayuran, tetap mengalami banjir meski terkenal dengan daerah perbukitan dan ketinggian daratan.
"Semua persoalan ini merupakan faktor alam, dan kita sebagai manusia harus mensyukuri dan tidak mengeluh dengan apa yang telah digariskan kepada alam ini," ungkapnya.
Selanjutnya, ia memandang, Pemko Dumai dalam membangun daerah ini sudah bekerja maksimal, kendati masih ada gonjang ganjing di tengah masyarakat. namun itu merupakan situasi relatif dan dinamika di tengah suatu pembangunan yang dilaksanakan pemerintah.
"Kami berharap sebagai generasi kedepan Dumai akan selalu membawa dampak positif apabila pemerintahnya mau bekerjasama dengan masyarakat seperti saat ini yang kita rasakan," ungkapnya.
Selaku pribadi, dia juga mengharapkan kepada pemerintah agar tidak melupakan peran serta pemuda dalam pembangunan, karena sebagai generasi penerus bangsa, pemuda lah yang nantinya akan menjadi pemimpin dan melanjutkan estafet pembangunan.
"Pemerintah kita harapkan untuk mengajak dan menyertakan pemuda dalam menyukseskan program pembangunan daerah, agar mayarakat tidak lagi salah kaprah dan persepi menilai kinerja pemerintah. Kami mengakui pemerintah sudah berbuat sangat lebih baik sejauh ini," demikian dikatakan S Amri.
Sebelumnya, Kepala Dinas PU Kota Dumai Joni Amdani menjelaskan, selain Infrastruktur jalan, Pemerintah kota Dumai juga melakukan pembenahan infrastruktur drainase di lingkungan perkotaan, yang selama ini menjadi permasalahan pokok masyarakat Dumai kalau musim penghujan tiba, rumah-rumah masyarakat terendam air akibat banjir.
"Sebelum dilakukan pengerjaan drainase, jika hujan tiba genangan air di jalan bisa dua-tiga hari, karena daya tampung air terbatas akibat endapan lumpur dan sampah yang menumpuk. Setelah dibangun drainase dengan pelebaran dan kedalaman yang mencapai 1,7 meter, genangan air di jalan dan perumahan warga dalam hitungan satu-dua jam sudah surut," sebut Joni.
Menurut Joni, pembangunan drainase untuk mengatasi genangan air yang selama ini selalu menjadi keluhan masyarakat. Untuk solusinya secara terpadu telah disusun masterplan dan Design Enginering Detail (DED) Drainase Kota Dumai yang pembangunannya akan diselesaikan secara bertahap hingga tahun 2015.
Diakui, saat ini masih ada pengerjaan proyek drainase tahun 2013 yang belum tuntas karena ada sejumlah kendala, seperti hujan yang sering turun, banyaknya kabel-kabel optik di bawah tanah, jalan masuk ke ruko yang dicor sangat tebal.
"Tahun 2013 lalu, untuk pembangunan infrastruktur Dinau PU Kota Dumai peroleh anggaran dari APBD sebesar Rp270 miliar. Tahun 2014 yang kita usulkan sebesar Rp325 miliar. Semoga DPRD Kota Dumai menyetujui, sehingga pembangunan infrastruktur tetap berkelanjutan," jelas Joni.
Di luar pembangunan infrakstruktur jalan, Dinas PU juga melakukan pembangunan air bersih, meningkatkan kapasitas dan kualitas air bersih yang ada sekarang.
Kepada masyarakat melalui LPMK, kepala dinas PU Kota Dumai itu berharap dilakukan pemantauan pengerjaan proyek di masing-masing kelurahan, serta dilaporkan sehingga semua pengerjaan terkontrol.
Selama ini, lanjutnya, sudah banyak laporan masyarakat yang langsung ditanggapi oleh walikota maupun dinas terkait.
"Masyarakat juga diminta bersabar, karena proyek tak bisa sekali tuntas. Karena dana terbatas, pengerjaannya dilakukan secara bertahap," pinta Joni.**red
Tokoh Masyarakat Dumai Minta Persoalan Banjir Jangan Saling Menyalahkan
Jumat, Januari 10, 2014
Label:
Dumai,
Ekonomi,
Opini Pembaca,
Seputarriau,
Sosial
0 komentar:
Posting Komentar