PEKANBARU, RIAUGREEN.COM - Riau menjadi daerah yang rawan akan penyelundupan narkotika dan obat-obat terlarang (Narkoba). Sebab, lebih dari 1600 KM garis pantai membuat perairan Riau sulit diawasi secara maksimal. Direktur Direktorat Narkoba Polda Riau, AKBP Hermansyah mengatakan, luasnya garis pantai membuat kasus narkoba di kawasan tersebut berkembang sangat signifikan. Ditambah, garis pantai di Riau berbatasan langsung dengan Malaysia, Singapura dan Selat Malaka sebagai jalur internasional.
"Kita sudah petakan di jalur rawan, udara dan laut, untuk dijaga. Namun kelemahannya karena panjangnya garis pantai itu," jelas Hermansyah saat ditemui di Mapolda Riau, Riau, Rabu (9/10/13).
Dia juga menerangka, sejak Januari hingga September 2013, sudah terjadi 730 kasus narkoba yang sudah ditangani dengan jumlah tersangka mencapai 1.048 orang. Angka itu melonjak pesat jika dibanding kasus yang terjadi pada 2012 dengan rentang waktu yang sama, yakni hanya 465 kasus dengan tersangka 745 orang.
"Artinya, naik sekitar 235 kasus. Untuk kasus narkoba yang paling banyak yakni jenis sabu-sabu, dengan rata-rata usai pengguna umur 30 tahun ke atas. Dari Beberapa kasus yang ditangkap, ada yang (diselundupkan) dari Malaysia, Singapura dan India," paparnya.
Berdasarkan data yang dihimpun Polda Riau, tercatat pada 2012, disita barang bukti ganja sebanyak 68.271,82 gram, ekstasi 3.360,4 butir, sabu 5.613,15 gram dan happyfive 159 butir.
Sementara pada 2013, terjadi peningkatan barang bukti yang disita yakni 183.475,09 gram ganja, 5.788,7 butir ekstasi, 6.366,73 gram sabu dan 634 butir happyfive.
Sementara itu, Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Wakapolda) Riau, Kombes Pol Abdul Ghafur, menyatakan permasalahan narkoba di Riau kini menjadi perhatian khusus.
"Di Riau sendiri 110.000 orang berpotensi menyalahgunakan narkoba.
Sehingga, butuh pencegahan di masyarakat dengan bangun persepsi tentang narkoba," tuntas Abdul. (Okz/r1)
0 komentar:
Posting Komentar