Walikota Dumai, Khairul Anwar, berharap kegiatan atau tradisi “Menjamu Laut” agar terus diperingati dan dijadikan iven budaya yang dilaksanakan setiap tahunnya. Sebab, tradisi tersebut merupakan tanda kepedulian dalam melestarikan budaya dan tradisi masyarakat terdahulu yang perlu dilestarikan. Pada kesempatan tersebut walikota juga menyerahkan bantuan dana bagi masyarakat nelayan yang ada di Dumai.
“Menjamu Laut”, dilaksanakan sebagai suatu tradisi untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas karunia yang diberikan kepada masyarakat nelayan, Tradisi ini sudah dilaksanakan sejak puluhan tahun lalu dan tradisi ini juga untuk mengikat tali silahturahmi antara masyarakat dengan Pemko Dumai, “sebut Khairul.
Tambah Khairul, pantai dan laut serta berbagai sumber daya yang terkandung didalamnya ini memberikan banyak manfaat bagi manusia untuk memenuhi kebutuhannya serta demi pencapaian kesejahteraan hidup.
Selain itu, katanya, wilayah ini memiliki peranan penting sebagai sumber pangan, media transportasi, sumber energi, pertahanan dan keamanan, kawasan wisata bahari, dan menjadi kawasan berbagai aktivitas manusia lainnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Dumai, Syafrizal mengatakan, sempena Hari Nusantara tahun ini telah dilakukan berbagai kegiatan diantaranya, bersih pantai, tanam mangrove dan lomba mewarnai untuk tingkat Taman Kanak-kanak (TK) dan saat ini digelar pula tradisi menjamu laut.
“Hari Nusantara merupakan kegiatan nasional, didaerah lain juga digelar berbagai tradisi atau ritual yang dilakukan dilaut, namun namanya mungkin berbeda-beda, di Dumai sendiri namanya menjamu laut, “terang Syafrizal.
Menurut Syafrizal, banyak dikalangan masyarakat pesisir pantai saat ini sudah tidak mengenal lagi tradisi ini, karena telah lama sekali tidak diadakan. Ritual atau budaya ini perlu dipertahankan agar tradisi ini tidak hilang begitu saja.
“Tradisi atau budaya laut yang pernah dilakukan para leluhur terdahulu, dengan sebutan menjamu laut untuk sajian kepada laut sebagai tempat mencari rezeki untuk menangkap ikan, “ujar Syafrizal.Ketua Pecinta Alam Bahari (PAB) Darwis Muhammad Saleh Dalam Sambutannya mengatakan, bahwa acara bejamu laut ini sudah menjadi sebuah budaya yang mengandung nilai-nilai luhur, dan ritual ini dapat menjadi sebagai objek Wisata yang unik, seperti pada bulan Januari 2011 budaya ritual bejamu laut dilaksanakan untuk pertama kali di daearah laut Dumai bertempat di Desa Pendepul kelurahan Basilam Baru kecamatan Sungai Sembilan.
" Bejamu laut ini merupakan simbol kesadaran orang melayu terhadap laut sebagai tempat halaman mencari makan, diekspresikan lewat budaya bejamu laut atau menghidangkan sesajian yang dibuat oleh Datuk (Pawang) sebagai rabitah yang punca permohonan tetap kehadirat Allah SWT, agar alam laut sebagai lapak usaha dapat membawa berkah dengan hasil yang melimpah,"ujarnya.
Menurut dia, sejarah bejamu laut yang terkenal adalah ketika ritual tersebut dilaksanakan di daerah Tanjung Jati daerah Rupat kabupaten Bengkalis. Saat itu, ritual budaya bejamu laut dipimpin langsung oleh pemimpin armada pertahanan kerajaan Siak Sri Indrapura yang bernama Daeng Taugek atau yang lebih dikenal dengan nama Datuk Laksamana Raja Dilaut, ”jelasnya.
Ikut hadir pada kesempatan tersebut Ketua DPRD Kota Dumai, Zainal Effendi, Kepala Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Propinsi Riau, H. Irwan Effendi, Kepala Dinas Pariwisata, Eldar Efinta, Kapolres Dumai, Ristiawan Bulkani, pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Dumai, Camat dan Lurah, serta undangan dari perwakilan perusahaan BUMN dan swasta. (*/r1/Ocu)
0 komentar:
Posting Komentar