Ilustrasi/net |
PEKANBARU (RG) -
Seorang polisi di Riau, Briptu Joko, menjadi korban penculikan dan penganiayaan
yang dilakukan gembong pengedar narkoba yang membuka jaringan di Provinsi Riau.
Informasi dari pihak keluarga dan perwira kepolisian setempat, Selasa, menyebutkan korban diculik oleh para pelaku karena disangka mengetahui jaringan peredaran narkoba di wilayah Kota Pekanbaru.
"Informasi sementara, korban sebelum dianiaya, Joko diculik dari rumahnya di Jalan Kartama, Pekanbaru, pada Selasa dini hari," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Pekanbaru AKP Arif Fajar Satria saat menjenguk korban di Rumah Sakit Bayangkara Pekanbaru.
Dia mengatakan, penculikan terhadap Briptu Joko diindikasi telah direncanakan sebelumnya mengingat drama penculikannya yang dilaksanakan demikian rapih oleh para pelaku.
Menurut pengakuan korban, kata Arif, dari rumahnya ia dibawa ke Kubang dan di sepanjang jalan korban dianiaya.
"Bahkan Joko yang ketika itu mengenakan baju dinas dibawa ke kolam Jefri Noor (Bupati Kampar) untuk rencana eksekusi," katanya menambahkan.
Korban juga sempat ditusuk oleh para pelaku dengan menggunakan tombak mengarah ke bagian paha.
Sejumlah bagian tubuh korban juga mengalami luka sayat yang membuat fisik korban berlumuran darah.
Korban akhirnya bisa selamat dari maut setelah berhasil kabur dengan menceburkan diri ke dalam kolam ikan yang berada di lokasi rencana eksekusi.
"Di dalam kolam, korban juga sempat kembali ditembaki oleh para pelaku yang diduga berjumlah lebih dari lima orang. Beruntung tembakan itu tidak mengenai fisiknya," kata Kasatreskrim.
Merasa telah aman, demikian Kasatrekrim, korban kemudian berlari menuju masjid yang tidak jauh dari kolam tersebut. warga di masjid kemudian membawanya ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk mendapatkan perawatan.
Kepala Bidang Humas Polda Riau AKBP Anggaria Lopis mengaku telah mendapatkan informasi tersebut dan mengatakan polisi masih memburu para pelaku.
Menurut informasi, sejumlah tersangka pelaku penganiayaan Briptu Joko diduga merupakan oknum anggota TNI dan Polri. (*)
Informasi dari pihak keluarga dan perwira kepolisian setempat, Selasa, menyebutkan korban diculik oleh para pelaku karena disangka mengetahui jaringan peredaran narkoba di wilayah Kota Pekanbaru.
"Informasi sementara, korban sebelum dianiaya, Joko diculik dari rumahnya di Jalan Kartama, Pekanbaru, pada Selasa dini hari," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Pekanbaru AKP Arif Fajar Satria saat menjenguk korban di Rumah Sakit Bayangkara Pekanbaru.
Dia mengatakan, penculikan terhadap Briptu Joko diindikasi telah direncanakan sebelumnya mengingat drama penculikannya yang dilaksanakan demikian rapih oleh para pelaku.
Menurut pengakuan korban, kata Arif, dari rumahnya ia dibawa ke Kubang dan di sepanjang jalan korban dianiaya.
"Bahkan Joko yang ketika itu mengenakan baju dinas dibawa ke kolam Jefri Noor (Bupati Kampar) untuk rencana eksekusi," katanya menambahkan.
Korban juga sempat ditusuk oleh para pelaku dengan menggunakan tombak mengarah ke bagian paha.
Sejumlah bagian tubuh korban juga mengalami luka sayat yang membuat fisik korban berlumuran darah.
Korban akhirnya bisa selamat dari maut setelah berhasil kabur dengan menceburkan diri ke dalam kolam ikan yang berada di lokasi rencana eksekusi.
"Di dalam kolam, korban juga sempat kembali ditembaki oleh para pelaku yang diduga berjumlah lebih dari lima orang. Beruntung tembakan itu tidak mengenai fisiknya," kata Kasatreskrim.
Merasa telah aman, demikian Kasatrekrim, korban kemudian berlari menuju masjid yang tidak jauh dari kolam tersebut. warga di masjid kemudian membawanya ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk mendapatkan perawatan.
Kepala Bidang Humas Polda Riau AKBP Anggaria Lopis mengaku telah mendapatkan informasi tersebut dan mengatakan polisi masih memburu para pelaku.
Menurut informasi, sejumlah tersangka pelaku penganiayaan Briptu Joko diduga merupakan oknum anggota TNI dan Polri. (*)
Sumber: Antara bengkulu
0 komentar:
Posting Komentar