JAKARTA (RG) - Setelah hampir setahun diuji coba, Mindtalk.com akhirnya keluar dari versi beta sekaligus merombak tampilannya. Social media di bawah naungan PT Merah Putih Incubator ini coba membawa gairah baru berbasis minat yang positif.
Seperti dilansir situs detik.com, menurut co-founder Mindtalk, Danny Oei Wirianto, socmed berbasis
interest buatan anak bangsa ini sudah berhasil menggaet 180 ribu member
dari 190 negara dalam 8.000 channel sesuai minat masing-masing.
"Dari
180 ribu member terdaftar itu pengguna aktif yang sering berkunjung ada
65%. Sudah melampaui target awal 100 ribu pengguna," kata Danny dalam
peluncuran di Prive, FX Lifestyle, Jakarta, Rabu (14/11/2012).
Mindtalk yang semula menyasar pengguna jejaring sosial di Indonesia, ternyata juga diminati oleh netter
dari negara lain. Tercatat ada 190 negara yang sudah mengunduh
aplikasinya dari berbagai appstore seperti iOS, BlackBerry, Nokia, dan
Android.
"Kami semula tak menyangka, ternyata di appstore
aplikasi Mindtalk sudah didownload oleh 190 negara, bahkan sampai ada
negara yang sebelumnya tidak saya kenal. Kalau dari Indonesia-nya
sendiri sih ada sekitar 85%," tutur Danny.
Salah satu pemilik
saham Kaskus ini juga mengaku lega akhirnya bisa merilis versi final
Mindtalk. Sebelumnya, ia mengaku belum mendapat momentum karena
banyaknya jejaring sosial raksasa yang juga merilis versi update
socmed-nya.
"Mana berani kami melawan para giant seperti Facebook, Google, dan Apple. Facebook saja pas keluar sudah ada funding USD 20 juta. Sementara kita saja belum sampai Rp 1 miliar investasinya," kata Danny.
"Sebenernya
kita sudah gregetan selama delapan bulan. Pas mau rilis, eh Google
ngeluarin Google+. Mana desainnya sama pula. Ya terpaksa kita ubah lagi.
Sengaja kita umpetin desain barunya supaya nggak ditiru orang. Makanya
tampilan yang sekarang sangat berbeda dengan yang beta," paparnya.
Mindtalk sendiri mengaku tak akan mau bersaing head to head
dengan Facebook, Google+, Twitter, bahkan Kaskus yang dulu dibangunnya
bersama Andrew Darwis. Sebab menurut Danny, konsep yang ditawarkan
Mindtalk berbeda.
"Facebook, Google+, Twitter mereka social media berbasis user. Kalau kita berbasis channel interest. Yang sama seperti kita ya Pinterest. Tapi Pinterest tidak punya fitur artikel dan lainnya seperti kami," kata dia.
Dengan prospek cerah yang dimiliki Mindtalk, Danny sendiri mengaku tak ragu untuk mengembangkan sayap socmed ini ke luar Indonesia. Ada 10 negara yang menjadi target awal Mindtalk dengan India menjadi yang terbesar.
"Kami akan mencari angel investor.
Sebelumnya kami sudah mendapat suntikan dana dari bos Netprise. Tapi
tidak terlalu besar, kami tidak ingin mereka mengambil alih. Kendali
harus di tangan kami. Saya ingin membesarkan value perusahaan ini menjadi USD 10 juta dalam setahun ke depan," pungkasnya. (*)
0 komentar:
Posting Komentar