Pesawat UAV buatan Indonesia: Media Indonesia
Riaugreen.com - Salah satu peneliti sekaligus perancang UAV dari BPPT, Adrian
Zulkifli, menjelaskan bagaimana spesifikasi pesawat tersebut yang salah
satunya model Wulung telah diuji terbangnya selama sekitar 20 menit.
Industri pertahanan Indonesia semakin hari menunjukan kemajuan yang signifikan dalam pembuatan Alat Utama Persenjataan (Alutsista) dengan teknologi karya dalam negeri.
Diberitakan oleh Tribunnews, Badan Pengkajian dan Penelitian Teknologi (BPPT) sudah merancang sendiri Pesawat Udara Nir Awak atau dikenal dengan nama Unamed Aerial Vehicle (UAV).
UAV ini menjalani uji terbang atau demo flight yang digelar di Base Ops Pangkalan Udara TNI AU, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (11/10/2012).
Salah satu peneliti sekaligus perancang UAV dari BPPT, Adrian Zulkifli, menjelaskan bagaimana spesifikasi pesawat tersebut yang salah satunya model Wulung telah diuji terbangnya selama sekitar 20 menit.
"Pesawat ini mampu terbang setinggi 12 kaki," ujar Adrian saat diwawancara oleh wartawan di lokasi uji terbang.
Adrian menerangkan, UAV Wulung ini mampu melayang di udara selama 4 jam dengan jarak tempuh maksimal 70 Kilometer. Untuk kecepatan jelajah sendiri, Wulung ini mampu terbang dengan kecepatan 52 hingga 69 knot.
Karena UAV ini tidak memiliki pilot on board, maka pesawat tak berawak ini diterbangkan melalui Ground Control Station (GCS) yang mampu mengendalikan pesawat ini sampai jarak 73 Kilometer dengan menggunakan remote control.
"Jika dikembangkan, dapat juga dikontrol melalui satelit," ucap Adrian.
Untuk berat, UAV Wulung berbobot 120 Kilogram. Menurut Adrian, pesawat ini sudah cukup ringan. Untuk bahan dasar tubuhnya yakni komposisi dari serat kaca, fiber dan karbon yang membuat struktur pesawat ini ringan.
Karena masih dalam tahap pengembangan, UA ini masih mengeluarkan suara bising dari pembuangan bahan bakarnya (exhaust) dari mesin 2 tak ini.
Untuk itu, lanjut Adrian, nantinya pesawat yang berbahan bakar Pertamax ini akan diberi peredam pada pagian exhaustnya sehingga meminimalisir suara bising tersebut. "Untuk saat ini, tingkat kebisingan mencapai 90 Db," kata Adrian.
Kedepannya, Adrian mengungkapkan bahwa UAV buatan dalam negeri ini akan dikembangkan lebih muktahir lagi, yakni akan dilengkapi dengan sistem persenjataan, misalnya dipasang rudal ataupun menjadi pesawat bomber tanpa awak.
"Untuk saat ini, UAV masih dilengkapi dengan alat pemotret saja untuk mengambil gambar," ucap Adrian. [Islam Times/on/Tribunnews]
0 komentar:
Posting Komentar