Perintah ini merupakan yang pertama dikeluarkan oleh Thein Sein sejak dirinya menjadi presiden. Lewat status darurat memungkinkan pihak militer mengambil alih kendali administrasi di wilayah Negara Bagian Rakhine, yang berbatasan langsung dengan Bangladesh.
Langkah itu diambil setelah terjadi kerusuhan di dua wilayah Rakhine yang menyebabkan tujuh orang tewas dan 17 lainnya terluka. Sementara ratusan rumah milik warga juga dikabarkan terbakar dalam kerusuhan ini.
Menurut Presiden Thein, insiden kekerasan yang terjadi di Rakhine disebabkan oleh rasa tidak puas atas antar umat beragama dan kelompok etnis lainnya. Rasa benci dan dendam yang berlebihan juga membuat konflik ini makin bertambah parah.
"Bila aksi balas dendam anarkis ini terus berlanjut dan tindakan mematikan berjalan tanpa henti, maka bisa jadi bahaya akan menyebar ke wilayah lain. Bila hal itu terjadi, maka dapat mempengaruhi perdamaian dan upaya reformasi demokrasi yang tengah dijalankan negara ini," ujar Presiden Thein Sein, seperti dikutip Associated Press, Senin (11/6/2012).
Kerusuhan yang terjadi pada Jumat 8 Juni lalu di Maungdwa dan Buthidaung, diyakini dilakukan oleh kelompok teroris. Namun warga setempat mempercayai aksi tersebut dilakukan oleh warga Muslim.
Bentrokan tersebut sepertinya merupakan aksi balas dendam pada insiden 3 Juni lalu, saat 10 warga Muslim dilempari batu oleh sekira 300 warga Rakhine yang beragama Budha. Serbuan warga Rakhine ini dipicu oleh pembunuhan seorang gadis Budha Rakhine yang diduga diperkosa oleh tiga orang warga Muslim.
Aksi kekerasan tersebut menunjukkan ketegangan panjang di wilayah Rakhine antara warga Muslim dan Budha setempat. Selama ini, warga Muslim tersebut dianggap sebagai pemukim ilegal yang berasal dari Bangladesh.
Sumber : Okezone
0 komentar:
Posting Komentar