CINTA NEGERIKU

RIAU UNTUK INDONESIA

Facebook | Twitter | Advertise

Dampak El Nino Tahun 1997 Diperkirakan Bakal Terjadi

Senin, Juni 23, 2014

Musim kemarau.
JAKARTA, RIAUGREEN.COM - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus memimpin koordinasi potensi nasional untuk pendampingan kepada pemda guna mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Dimana BNPB menyiapkan dana siap pakai Rp355 miliar guna antisipasi ancaman tersebut.

Menurut Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB mengatakan, Kepala BNPB terus memimpin koordinasi potensi nasional untuk pendampingan kepada pemda dengan menganggarkan dana siap pakai Rp355 miliar guna antisipasi karhutla.

"Saat ini 3 helikopter yaitu Bolco, Kamov dan Sikorsky telah ditempatkan di Riau untuk pemadaman api dan asap," terangnya.

Dia menambahkan, modifikasi cuaca dengan pesawat Cassa dan Hercules juga masih beroperasi. Sedang helicopter MI-8 telah ditempatkan di Palembang dan Palangkaraya. Sementara 2.500 personel TNI dan Polri siap dimobilisasi jika diperlukan. Beberapa SOP dan peraturan telah disusun oleh kementerian/lembaga sebagai dasar pelaksanaan.

"Pada hari Senin ini (23/14) hotspot di Riau terdeteksi 236 titik yaitu di Bengkalis 46 titik, Kampar 17 titik, Kuansing 10 titik, Dumai 29 titik, Pelalawan 19 titik, Rokan Hilir 97 titik, Rokan Hulu 11 titik, dan Siak 7 titik. Antipasi dan pemadaman api harus terus dilakukan secara total jika tidak ingin bencana tahun 1997 terulang kembali," ujarnya.

Berdasarkan prediksi Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kata Sutopo, El Nino tahun 2014/2015 bersifat Moderate. Adanya indikator suhu muka laut di Pasifik menunjukkan fenomena yang sama dengan kejadian El Nino tahun 1997. Dampak yang ditimbulkan untuk wilayah Indonesia adalah kemarau panjang dan kering.

Dikatakan Sutopo, belajar dari tahun-tahun sebelumnya, dampak El Nino tahun 1997 di Indonesia sangat besar. Terjadi kekeringan, karhutlah yang luas, krisis pangan, dan krisis energi serta makin memicu krisis ekonomi dan politik.

"Daerah hutan dan lahan gambut yang terbakar saat itu 2,12 juta hektar dengan emisi karbon 0,81 – 2,57 PgC (kali 10 pangkat 15 gram Carbon) atau setara dengan 13 – 40% emisi kebakaran hutan dunia. Dampak yang luar biasa menyumbangkan emisi gas rumah kaca ke atmosfer," kata Sutopo.

Untuk mengantisipasi karhutlah sebut Sutopo, BNPB bersama kementerian/lembaga dan BPBD telah melakukan antisipasinya, khususnya di 9 provisi yaitu Riau Sumut, Jambi, Sumsel, Kalbar, Kalteng, Kalsel, Kaltim, dan Kaltara.

"Sementara itu bupati/walikota dan gubernur tetap sebagai menjadi penanggung jawab karhutla," sebutnya. (red/rtc)



0 komentar:

Posting Komentar


Bupati Bengkalis Santuni 605 Anak Yatim-Kaum Dhuafa di Mandau

Bupati Bengkalis Serahkan Bantuan di Mesjid Baitulrahmah Duri

Dihadiri Bupati, Kajari Bengkalis Gelar Buka Puasa Bersama

Lingkungan

NASIONAL/ INTERNASIONAL

POLITIK

HUKUM & KRIMINAL

EKONOMI

MIGAS

UNIK&ANEH

OLAHRAGA

AUTO

TEKNOLOGI

 

SOSIAL

PENDIDIKAN

SENI & BUDAYA

All Rights Reserved © 2012 RiauGreen.com | Redaksi | Riau