Pengungsi karhutla Bengkalis |
"Daerah ini dilanda kekeringan, sumber air sulit didapat," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Muhammad Jalal, Kamis, 6 Maret 2014.
Jalal menyebutkan pihaknya terpaksa membeli air bersih sampai ke Kota Dumai sebanyak 3.000-5.000 liter per hari untuk 221 jiwa pengungsi. Air yang dibeli itu digunakan untuk kebutuhan MCK para pengungsi. "Yang sulit itu air buat mandi dan mencuci, bukan buat konsumsi," katanya.
Begitu susahnya menemukan sumber air baru, para pengungsi terpaksa menggali sumur di belakang tenda pengungsian. Namun, karena musim kering, dari sumur yang digali itu belum ditemukan mata air yang mencukupi.
Kebakaran hutan dan lahan di wilayah Bukit Lengkung, Desa Tanjung Leban, Bengkalis, terus meluas. Rembetan api nyaris memasuki perkampungan warga. Sebanyak 221 warga terpaksa dievakuasi ke posko pengungsian. "Sampai sekarang api belum tertangani," kata Jalal.
Menurut Jalal, para pengungsi terdiri dari 146 orang dewasa, 36 balita, dan 39 anak-anak usia sekolah. Hingga kini diperkirakan 2.000 hektare perkebunan sawit masyarakat ludes terbakar.
Wakil Gubernur Riau Andi Rachman mengatakan pemerintah Riau sudah turun ke lokasi penampungan serta memantau luas lahan perkebunan warga yang terbakar. "Kita sudah berikan bantuan untuk pengungsi," katanya. (red/tc)
0 komentar:
Posting Komentar